Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Gelaran festival literasi seni Solo bertajuk Tilikan Fest 2024 selama tiga hari, Jumat hingga Minggu, 20-22 September 2024, menyemarakkan suasana di Lokananta Solo, Jawa Tengah. Berbagai kegiatan dalam event yang diselenggarakan oleh Yayasan Teater Tilik Sarira itu di antaranya diskusi tentang seni, bazar buku, expo komunitas, pameran arsip, pertunjukan berbasis lecture, serta workshop penulisan dan craft.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rangkaian event diawali dengan pembukaan pada hari pertama, Jumat, 20 September 2024, yang berlanjut penyelenggaraan workshop merajut, diskusi seputar seni, hingga pertunjukan berbasis lecture. Di sisi lain disajikan pula pameran arsip Gerak-Gerik Eksperimen Seni Baru Kota Surakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manajer Riset Tilikan Fest 2024, Beri Hanna mengemukakan, Tilikan Fest 2024: Ketika Seni Bekerja hadir sebagai refleksi bahwa seni bukanlah hiburan semata. "Seni dapat menjadi sumber ilmiah atau sumber pengetahuan dalam menjawab tantangan zaman yang semakin cepat," uujar Beri ketika ditemui Tempo di sela-sela event, Jumat malam, 20 September 2024.
Cikal bakal Tilikan Fest 2024 sendiri berawal dari inisiasi Yayasan Teater Tilik Sarira untuk menggelar diskusi bulanan bernama Tilikan. Berjalan dengan konsep inklusif dan setara, Tilikan mendudukkan kemunculan wacana dari narasumber peneliti, seniman, budayawan, penonton, atau masyarakat umum psebagai sumber pengetahuan yang sama tinggi, sehingga keluasan wacana diharapkan mencerahkan, tidak terhegemoni kuasa maupun kepentingan tertentu.
"Seni sebagai salah satu produk budaya semestinya dapat dikuliti lebih mendalam guna mendapati sudut pandang bagaimana seni bekerja," ungkap Beri.
Hal-hal yang dekat dengan kehidupan seperti bahasa sehari-hari, coretan tembok di pinggir jalan, atau pergelaran seni selaykanya memiliki maksud dan tujuan yang melekat. Tanpa menanggalkan pengertian umum sebagai pelepas penat, healing, maupun sekadar tontonan, penyediaan ruang lain untuk mencari lebih lanjut ketermaktuban wacana dalam lapisan seni belum terlambat dilakukan.
Sejalan dengan semangat itu, Beri mengatakan Tilikan Fest berupaya mengadakan rangkaian program guna mendapati peranan teoritis, praktis, maupun diskursus yang eksploratif. "Tilikan, tetap hadir menjadi simbol keberangkatan Tilikan Fest 2024 yang berbasis diskusi," tutur dia.
Sejumlah pengunjung melihat koleksi dalam ekspo arsip yang menjadi bagian dari rangkaian event Tilikan Fest 2024 di Lokananta Solo, Jawa Tengah, Jumat-Minggu, 20-22 September 2024. (Dok. Istimewa)
Ragam aktivitas yang digelar Tilikan Fest 2024
Pada Tilikan Fest 2024, berbagai diskusi rutin Tilikan menghadirkan sederet narasumber di antaranya Eka Kurniawan, Subiyanto, Ramayda Akmal dengan moderator Panji Sukma; Eko Supriyanto. Theresia Sitompul, dan Afrizal Malna dengan moderator Polanco S. Achri; Seno Gumira Ajidarma dan Alia Swastika dengan moderator Rudi Agus Hartanto; serta Fafa Utami, Ichwan Prasetyo, dan Adhimas Immanuel, Gladhys Elliona dengan moderator Jemi Batin Tikal.
Kegiatan lainnya yaitu Koleb Konek, merupakan ekspo komunitas berbasis kerja di eks-Karesidenan Surakarta. Pada program ini, komunitas berbagi cerita tentang pengalaman mereka dalam mengelola pergerakan. Selain itu, juga memasarkan produk yang dihasilkan. Adapun, komunitas yang terlibat ialah Pukaps Solo, Laboratorium Lestari, Joli Jolan, Kota Kita, Komune Liberata, 0271 Graphic Lab, Soloissolo, Arturah, Sub Studio, Tilik Sarira, Pagar Hijau Manahan, HH Alternative Space. Flames Society, dan Read Aloud Soloraya.
luran Skill, merupakan program yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan dengan mempertemukan praktisi atau ahli dalam bidang lintas disiplin. Adapun pihak yang terlibat dalam iuran skill ialah Ajeg Social (Komunitas Upcycling), Hiraya Lintang (Komunitas Cyanotype), dan Titah AW (penulis). "Program ini memungkinkan terjadinya perluasan pengetahuan maupun wacana seni yang berdampak," kata Beri.
Lalu ada Ekstrak File, adalah pameran yang dikerjakan dalam skema arsip sebagai salah satu inisiatif mendistribusikan produk pengetahuan kepada masyarakat. Menilik dari perkembangan seni kontemporer Indonesia tidak lepas dari peristiwa Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia yang juga menandai lahirnya sebuah metode sebagai bidang keilmuan seni baru, yaitu eksperimentasi seni.
Dalam konten pameran ini ditampilkan persandingan karya arsip dari pribadi maupun kolektif yang diinisiasi Iwan Wijono, Bonyong Munni Ardhi. karya seni performatif dari Kepatihan Artspace Laboratory yang digagas oleh Irul Hidayat dan kawan-kawan, bersanding dengan gerakan serupa yang mereka inisiasi bertajuk Waton Suloyo Seni Experimental dan Rumah Lokananta. "Paparan dari generasi terbaru yang terakhir adalah jejak karya aktivasi peristiwa pameran Ruang Atas yang digerakkan oleh Wahyu Eko Prasetyo," kata dia.
Pameran itu dikuratori oleh Fransisca Retno bersama tim Rifqi Haikal dan Beri Hanna dengan kerja sama Soloissolo, IVAA, Ruang Atas, dan Spys. Pada pameran itu digelar perbincangan pameran arsip dengan Wahyu Eko Prasetyo, Fransisca Retno, dan Choirul Umam.
Pengunjung mengikuti workshop yang merupakan bagian dari event Tilikan Fest 2024 yang digelar di Lokananta Solo, Jawa Tengah, Jumat-Minggu, 20-22 September 2024. (Dok. Istimewa)
Selain itu juga tersaji Panggung Lektur, yaitu konsep pertunjukan yang mempertemukan antara seniman, peneliti, dan pihak lainnya untuk berkolaborasi membawa wacana dengan cara lebih segar serta memungkinkan menyentuh ruang yang sebelumnya terasing.
Selama tiga hari, panggung lektur digelar dengan menampilkan di antaranya Prabang Setyono IPM x Teater Sandilara dengan judul Impian Putri Cempo pada Jumat, 20 September 2024; Dewi Candraningrum x Retno Sulistyorini dengan judul Perempuan Baru pada Sabtu, 21 September 2024; Down For Life x Pasukan Babi Neraka x M. Safrizal x Aris Setiawan dengan judul Musik dan Pasukan Babi Neraka di Persimpangan pada Minggu, 22 September 2024.
Tilikan Bazaar Buku, yakni pasar buku yang akan mempertemukan sekaligus memasarkan buku dari penerbit indie yang tersebar di berbagai kota, mulai dari Malang, Ponorogo, Solo, Yogyakarta, dan Jakarta.
Pilihan editor: 5 Tempat di Solo yang Wajib Dikunjungi saat Liburan