Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktor sekaligus kreator konten Andovi da Lopez, ikut menyindir pernyataan Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan—yang sebelumnya menanggapi teror kepala babi yang dikirim ke kantor Tempo agar dimasak saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Pandji Pragiwaksono dan Andovi da Lopez Diteror Pesan Dipanggil Bareskrim Polisi
Humor Satir Andovi da Lopez Teror Kepala Babi dan Tikus
Melalui video parodi yang diunggah ke Instagram pribadinya pada Sabtu, 22 Maret 2025, Andovi yang dalam video itu berperan sebagai pejabat fiktif bernama ‘Kepala Komunikasi Presiden Konoha’ tengah diwawancarai wartawan tentang kiriman teror terbaru ke Tempo—yaitu bangkai tikus. "Pak, kemarin kan kepala babi. Sekarang kantor Tempo dikirimi bangkai tikus. Gimana perasaan Bapak?" ujar wartawan dalam video tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Andovi, kemudian tampak berpikir keras. Dalam monolog batinnya, ia berusaha memilih kata-kata yang penuh empati agar publik tidak marah, "Oke, kali ini jawabannya harus penuh dengan empati dan sensitif. Jangan bilang dimasak aja. Sebagai kepala komunikasi Presiden Konoha, jawabannya harus benar-benar berfikir dan biar rakyat nggak marah.”
Namun, alih-alih jawaban berkelas, yang keluar justru, “Di Vietnam, mereka makan tikus juga. Aduh!" Ekspresi panik lalu muncul di wajah Andovi, seolah menyadari bahwa dirinya baru saja terpeleset ke jurang komentar ‘blunder’ lagi. Seperti biasa, humor satir adik kreator konten, Jovial da Lopez itu mengundang gelak tawa netizen.
“Keceplosan lagi,” tulis akun @d***b*rke**na, komentar serupa juga datang dari akun @**ffrey***lol*, “Malah kasih ide,” tulisnya. Tak sedikit pula netizen yang ikut berkelakar terkait ancaman teror tersebut, salah satunya berbunyi, “Kok malah semakin mengecil? Apakah pertanda, uangnya habis beli babi kemarin???” tulis @*am**lt*r.
Respons Hasan Nasbi yang Memantik Sindiran
Sebelumnya, pada Jumat, 21 Maret 2025, Hasan Nasbi menanggapi pengiriman kepala babi ke kantor Tempo dengan nada bercanda. "Sudah dimasak saja," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Hasan berdalih pernyataan itu muncul setelah melihat unggahan Francisca Christy Rosana, wartawan Tempo sekaligus host siniar Bocor Alus Politik. Dalam unggahannya di X, Cica—sapaan akrabnya—menanggapi kiriman kepala babi dengan guyonan.
“Saya lihat medsos Cica. Dia minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam. Dia bisa bercanda. Kirimin daging babi dong,” kata Hasan. Ia juga menyatakan bahwa teror itu adalah persoalan antara Tempo dan pihak lain. Pemerintah, kata dia, tidak mau dikaitkan. “Ini kan kami nggak tahu. Ini problem mereka dengan entah siapa. Entah siapa yang mengirim. Buat saya, enggak bisa tanggapi apa-apa," ujarnya.
Namun, ia sempat mempertanyakan apakah kiriman kepala babi itu benar-benar teror atau sekadar lelucon. “Apakah itu beneran seperti itu? Atau cuma jokes? Karena mereka menanggapinya dengan jokes," kata Hasan. Pernyataan ini memicu reaksi beragam di media sosial, termasuk dari Andovi da Lopez yang lantas menanggapi lewat konten satirnya.
Bangkai Tikus dan Eskalasi Teror
Setelah teror kepala babi, kantor redaksi Tempo kembali menerima paket berisi bangkai tikus yang terpenggal. Paket itu ditemukan petugas kebersihan pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 08.00 WIB. Agus, salah satu petugas kebersihan Tempo, awalnya mengira kotak itu berisi mi instan. "Ketika dibuka, isinya kepala tikus," kata dia.
Ia kemudian memanggil petugas lain dan satpam. Saat dibuka, terlihat enam bangkai tikus yang tersusun di dalam kotak kado bermotif bunga mawar merah. Berdasarkan pemeriksaan sementara oleh manajemen gedung, kotak tersebut dilempar seseorang tak dikenal dari luar pagar kantor Tempo pada pukul 02.11 WIB. Kotak sempat membentur sebuah mobil sebelum jatuh ke aspal, meninggalkan baret di bodi kendaraan.
Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menegaskan bahwa rangkaian kiriman ini adalah bentuk teror terhadap kebebasan pers. “Pengirimnya dengan sengaja meneror kerja jurnalis. Jika tujuannya untuk menakuti, kami tidak gentar, tapi stop tindakan pengecut ini,” tuturnya. Setri sebelumnya telah mendatangi Markas Besar Polri pada 21 Maret 2025 untuk melaporkan teror kepala babi. Saat ini polisi pun telah mengambil paket kepala babi dan bangkai tikus sebagai barang bukti serta membentuk tim khusus untuk mengusut pelaku dan motif di balik teror ini.
INSTAGRAM | HENDRIK YAPUTRA | M. RAIHAN MUZZAKI | EGI ADYATAMA