Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW diperingati dengan berbagai kegiatan oleh umat Muslim. Selain berdoa, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kerap diisi dengan berbagai tradisi daerah, contohnya tradisi ampyang Maulid di Kabupaten Kudus Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tradisi ampyang di Kudus dilaksanakan dengan menyajikan makanan yang dihiasi dengan "ampyang" atau krupuk yang diarak keliling Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kudus. Tradisi itu telah dilakukan turun temurun oleh masyarakat setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam arakan atau gunungan yang dihiasi ampyang atau krupuk itu, biasanya terdapat nasi kepel khas Kudus. Nasi kepel merupakan nasi yang dibungkus daun pisang atau daun jati dalam bentuk bulat.
Nasi kepel itu dianggap sebagai bentuk sedekah seseorang. "Masyarakat meyakini dengan sedekah nasi kepel setiap ada hajat, diharapkan bisa mendapat berkah dan kelancaran dari Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Kepala Desa Loram Kulon Taslim, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Taslim mengatakan tradisi ampyang Maulid merupakan bentuk pelestarian budaya warga Loram Kulon. Nasi kepel sebagai ikon perayaan ini memiliki sejarah panjang sejak masa penjajahan.
Pemerintah Kabupaten Kudus pun mengajak masyarakat untuk turut melestarikan tradisi ampyang Maulid. "Tradisi ampyang Maulid merupakan tradisi turun temurun yang memiliki nilai sejarah sehingga harus dilestarikan. Tentunya ini juga menjadi momentum untuk mengingat dan introspeksi diri serta berperilaku yang mencerminkan sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW," kata Bupati Kudus Hartopo.
Selain itu, kata Hartopo, tradisi ampyang Maulid merupakan momentum untuk berbagi kepada sesama, mengingat dalam acara tersebut terdapat ratusan nasi kepel yang dibagikan kepada masyarakat.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu