Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 26 Desember, dikenang masyarakat Indonesia khususnya Aceh sebagai hari bersejarah. Tsunami dahsyat menerjang wilayah itu pada 2004. Ratusan ribu orang meninggal dunia akibat bencana ini. Bagi yang selamat, pengalaman 18 tahun silam itu tentu sulit dilupakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu kisah tsunami Aceh 2004 yang menyentuh hati adalah cerita tentang Martunis. Dia adalah seorang bocah Aceh yang dijadikan anak angkat oleh bindatng sepak bola Christiano Ronaldo yang saat itu bermain di Manchester United (MU). Kisah Martunis menarik perhatian dunia dan menimbulkan simpati. Termasuk bagi pemain Timnas Portugal itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kisah Martunis memang pahit. Dia hanyut ke laut akibat terseret tsunami. Dia selamat setelah terhempas ke rawa-rawa. Namun, dia butuh waktu puluhan hari untuk ditemukan. Tak cuma itu, Martunis juga harus merelakan kepergian ibu dan saudaranya akibat peristiwa itu. Diangkat anak oleh Cristiano Ronaldo menjadi pereda lara hatinya.
Martunis Ronaldo. instagram.com
Martunis Anak Angkat Cristiano Ronaldo
Martunis mungkin tak dijadikan anak angkat oleh Ronaldo kalau hari itu dia tak mengenakan baju Timbas Portugal. Rencananya, Minggu pagi, 26 Desember 2004, dia dan kawan-kawannya akan main bola. Martunis baru saja mau bermahkota dengan mengenakan baju bolanya itu ketika tsunami tiba-tiba datang. Tak jadi main bola, dia digeret ibunya naik mobil pikap tetangga.
Namun saat gulungan ombak tsunami menghantam, mobil itu pun tenggelam bersama penumpang-penumpangnya. Termasuk Martunis, ibu, dan saudara-saudaranya. Martunis berhasil menyelamatkan diri ke permukaan air sebelum mobil tenggelam. Dia sempat menarik lengan saudaranya namun tak berhasil karena terhempas lajunya air tsunami.
Martunis berhasil meraih sepotong kayu dan menjadikannya sebagai pelampung. Sementara ibu dan saudaranya hanyut terseret gelombang tsunami. Itulah kenangan terakhir dia bersama ibu dan saudaranya. Mereka terpisah untuk selamanya. Ayah Martunis saat itu bekerja di tambak, belakangan diketahui ayahnya selamat.
Masih dalam upaya menyelamatkan diri, Martunis berpindah dari pelampung kayunya ke kasur yang melintas di dekat. Naasnya kasur itu malah tenggelam. Beruntung ada sebatang pohon yang masih berdiri. Bocah kelas tiga SD itu akhirnya memanjat pohon tersebut untuk bertahan hidup. Saat air tsunami kembali ke laut, tubuhnya terseret lagi. Tapi justru hal ini menyelamatkannya.
Setelah terseret, tubuh Martunis akhirnya terdampar di kawasan rawa-rawa dekat makam Teungku Syiah Kuala. Setelah 21 hari bertahan, Martunis ditemukan pada 15 Januari 2005. Diketemukannya bocah itu diliput oleh media Inggris yang kebetulan ada di lokasi. Gambarnya kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Sosoknya bahkan menarik simpati para pemain Timnas Portugal lantaran Martunis mengenakan jersey negara mereka. Termasuk di antaranya Luis Figo, Nuno Gomes, Cristiano Ronaldo, pelatih Luiz Felipe Scolari, serta Gilberto Madail, ketua Federasi Sepak Bola Portugal. Akhirnya Federasi Sepak Bola Portugal mengundang secara resmi Martunis ke negaranya. Selain itu, dia juga diangkat anak oleh Cristiano Ronaldo.
Ketika berusia 18 tahun, Martunis juga sempat menimba ilmu di sekolah sepak bola Sporting Lisbon, Portugal. Anak angkat Cristiano Ronaldo ini sebelumnya berlatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Real Madrid di Banda Aceh. Selain itu, dia ikut bermain bersama sejumlah klub amatir.
Saat ini Martunis sudah berusia 25 tahun dan sekarang ia sudah menikah. Ia menikah dengan Sriwahyuni pada 31 Maret 2020, saat pandemi Covid-19 baru melanda Indonesia. Selain itu, Martunis juga telah dikaruniai seorang anak perempuan dari pernikahannya. Sekarang Martunis tengah sibuk menjadi seorang vlogger dan aktif di kanal YouTube miliknya, Martunis Ronaldo 07.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.