Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bukittinggi - Warga di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mengantre menggunakan teropong untuk mengabadikan gerhana bulan total pada Rabu malam, 31 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Teropong yang disiapkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Padang Panjang itu untuk mengamati peristiwa alam di pelataran Jam Gadang Bukittinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Warga bergantian mengambil kesempatan untuk memotret menggunakan telepon genggam melalui teropong. Selain teropong, BMKG juga menyediakan layar infocus agar proses gerhana bulan dapat disaksikan oleh warga yang memadati objek wisata itu.
"Karena ingin dapat gambar yang bagus apalagi ini peristiwa langka, jadi ikut ambil foto lewat teropong. Kalau dari layar kurang terlihat jelas," kata salah satu warga, Adil.
Agar tidak mengganggu posisi teropong, petugas dari BMKG membantu memotret melalui teropong menggunakan telepon genggam milik warga.
Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono, mengatakan pengamatan gerhana bulan total yang dilakukan di pelataran Jam Gadang juga sebagai sarana edukasi bagi warga mengenai fenomena alam itu.
Proses gerhana sudah dimulai pada pukul 17.49 WIB. Pada waktu itu terjadi kontak pertama kali antara bulan dan bayangan bumi. Namun proses ini tidak dapat dilihat di wilayah Sumatera Barat karena bulan baru terbit pukul 18.28 WIB.
Bayangan bumi terus menutupi bulan hingga kemudian mencapai puncak gerhana pada pukul 20.29 WIB. Durasi gerhana mulai dari kontak pertama bulan dengan bayangan bumi hingga gerhana berakhir pada 23.09 WIB adalah 5 jam 20 menit.
Sementara di lokasi berbeda, salat sunat gerhana dilaksanakan di masjid-masjid di daerah itu, didahului ceramah dan panduan pelaksanaan ibadah. Di Bukittinggi, pemerintah setempat memusatkan salat Khusuf di Masjid Agung.
ANTARA