Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengungkapkan, gerhana bulan total pada 28 Juli 2018 akan terjadi dinihari di langit barat. “Fase gerhana dimulai pukul 01.24 sampai pukul 05.19 WIB,” kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, Kamis, 26 Juli 2018.
Menurut Thomas, gerhana bulan total pada saat punama ini biasa disebut micro-moon. Untuk umat muslim bisa menjalankan salat gerhana pada rentang waktu itu. Fase total terjadi pada pukul 02.30-04.13 WIB, selama 107 menit. “Terlama di abad ini,” kata dia.
Thomas menambahkan, saat gerhana bulan total, bulan berwarna merah darah sehingga disebut blood-moon. Warna merah darah ini akibat pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer bumi sehingga warna merah matahari menimpa purnama. “Maka media sering menyebutnya fenomena akhir Juli ini sebagai micro-blood-moon,” ucap dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Thomas menjelaskan, posisi bulan saat ini berada paling jauh dengan bumi. Namun garis lintasan bulan sangat dekat dengan dengan garis tengah lingkaran bayangan bumi. Dua fator itulah purnama berada dalam kegelapan bayangan bumi lebih lama dibanding gerhana pada umumnya.
“Pada saat purnama meredup dan memerah, amati bintang terang kemerahan di samping kirinya,” kata Thomas. “Itulah planet Mars, tetangga bumi yang juga sedang mengalami purnama sehingga tampak seperti bintang yang sangat terang.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada saat gerhana bulan total, Thomas juga menyarankan untuk mengamati posisi di atas bulan yang memerah. Ada beberapa titik pancar hujan meteor yang diberi nama Southern Delta Aquarids (sekitar 20 meteor per jam) dan Piscis Austrinis (sekitar 5 meteor per jam).