Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Ziarah Kubur dan Tradisi Tanaman Selasih di Bulan Syawal

Tradisi ziarah kubur saat bulan Syawal di Cirebon dan di wilayah yang dipengaruhi oleh ajaran Sunan Gunung Jati, dengan membawa tanaman selasih

13 April 2024 | 07.00 WIB

Ade, penjual tanman selasih di kawasan TPU Jabang Bayi, Kota Cirebon. Tanaman sellsih dipercya masyarakt Cirebon dan sekitarny menjadi bunga yang wajib dibawa pada ziarah kubur di bulan Syawal sehingga bermunculan penjual dadakan yang menjual tanaman selasih. Ivansyah
Perbesar
Ade, penjual tanman selasih di kawasan TPU Jabang Bayi, Kota Cirebon. Tanaman sellsih dipercya masyarakt Cirebon dan sekitarny menjadi bunga yang wajib dibawa pada ziarah kubur di bulan Syawal sehingga bermunculan penjual dadakan yang menjual tanaman selasih. Ivansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Cirebon - Duduk menggunakan bangku, di depan Ade, warga Kesambi , Kota Cirebon terlihat empat keranjang besar berisi tanaman selasih. Tanaman perdu yang mirip kemangi tersebut sudah diikat kecil-kecil yang kemudian dijual oleh Ade sebesar Rp 5 ribu per ikat. “Tradisi orang sini, kalau ziarah kubur di bulan Syawal pasti pakai tanaman selasih ini,” tutur Ade.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ade merupakan salah satu penjual bunga dadakan di kawasan TPU Jabang Bayi, Kota Cirebon, yang mengaku sudah berjualan sejak usianya 12 tahun. “Sudah 28 tahun saya jualan ini. Awalnya ikut ibu saya. Ibu saya juga ikut orang tuanya. Turun-temurun, saya ini turunan ke delapan yang jualan ini. Yang dijual ya ini, tanaman selasih untuk ziarah kubur di bulan Syawal,” tutur Ade. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekali pun tidak menyebutkan angka pasti yang didapat, Ade mengaku mendapatkan keuntungan yang lumayan dengan berjualan selasih di areal TPU Jabang Bayi ini. “Di hari lebaran laku 250 ikat. Di hari kedua laku 200 ikat,” tutur Ade. Ade pun mengaku akan berjualan tanaman selasih ini hingga bulan Syawal berakhir. Sedangkan untuk tanaman selasih dikirim dari daerah Kabupaten Majalengka. 

Ade, penjual tanman selasih di kawasan TPU Jabang Bayi, Kota Cirebon. Tanaman sellsih dipercya masyarakt Cirebon dan sekitarny menjadi bunga yang wajib dibawa pada ziarah kubur di bulan Syawal sehingga bermunculan penjual dadakan yang menjual tanaman selasih. Ivansyah

Tradisi ziara kubur di Cirebon

Pegiat budaya dan pendiri komunitas Kendi Pertula Cirebon, Raden Chaidir Susilaningrat menjelaskan tradisi ziarah kubur usai salat Idul Fitri dan bersilaturahmi memang lekat di masyarakat Indonesia. Ziarah kubur tidak dilarang namun bacaannya mencerminkan ketauhidan, mengakui keesaan Allah Swt.

Tradisi ziarah kubur saat bulan Syawal di Cirebon dan di wilayah yang dipengaruhi oleh ajaran Sunan Gunung Jati, dengan membawa tanaman selasih. “Konon ini tradisi dari zaman para wali yang menyebarkan Islam melalui akulturasi budaya,” tutur Chaidir.  

Selasih, lanjut Chaidir, berasal dari kata Salasa yang berarti tiga perkara. Ini erat kaitannya dengan seseorang yang telah meninggal akan terputus amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diamalkan dan anak yang saleh. Selasih juga erat kaitannya adengan ilmu, amal dan iman yang selalu diajarkan di pesantren-pesantren. “Juga melambangkan tiga perkara penting dalam ajaran Islam yaitu Islam, Iman dan Ihsan," katanya.

Uniknya, tanaman selasih ini memang hanya dipakai pada ziarah kubur di bulan Syawal. Sedangkan di hari-hari biasa, ziarah kubur biasanya menggunakan bunga tujuh rupa. “Sebenarnya bunga atau kembang itu simbol. Yaitu simbol kebaikan dan wangi,” tutur Chaidir. 

Semua, lanjut Chaidir, merupakan kecerdasan para wali yang mengemas penyebaran agama Islam dengan sangat baik sehingga masyarakat pun tertarik dengan Islam. Sesungguhnya ziarah kubur mengingatkan seseorang akan kematian sekaligus mengenang dan mengambil nilai-nilai kebaikan dari seseorang yang telah tiada. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus