Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Legal Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia, Riza Hufaida, menjelaskan soal adanya 23 pemain sepak bola Liga 2 klub Kalteng Putra yang dilaporkan ke polisi oleh manajernya pada 25 Januari 2024. “Iya yang dilaporkan polisi ada 23. Kalau yang bermasalah ada 29 pemain ditunggak gaji,” kata Riza saat dihubungi pada Selasa, 6 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Riza mengatakan sebanyak 29 pemain itu tidak digaji bervariasi dari dua sampai tiga bulan. “Yang dilaporkan 23 pemain karena yang lima tidak posting dan satu adalah anggota TNI aktif, jadi dia enggak bisa dilaporkan,” ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak 23 pemain itu dilaporkan setelah mengunggah surat perjanjian dengan manajernya soal pembayaran upah. Menurut Riza, hal itu berawal ketika manajemen Kalteng Putra menunda pembayaran gaji dari Oktober, November, dan Desember 2023. Kemudian pada 18 Januari 2024, pemain diminta untuk bertanding melawan Persipura.
Para pemain, kata Riza, sempat mengancam tidak mau bertanding lantaran belum dibayar haknya. “Kemudian ada komunikasilah sebelum lawan Persipura. ‘Ya sudah kalian main dulu’ dibujuk sedemikian rupa. Kemudian para pemain menyodorkan surat kesepakatan bersama,” ujarnya.
Surat itu ditandatangani kedua belah pihak termasuk soal pemenuhan gaji. “Setelah itu manajernya kabur. Enggak mau tanda tangan. Akhirnya mereka (pemain) membuat kesepakatan bersama mem-posting surat kesepakatan itu di media sosial mereka masing-masing,” tuturnya.
Lantaran unggahan itu, 23 pemain dilaporkan ke Polda Kalteng. Riza mengatakan beberapa pemain sudah dilakukan pemeriksaan oleh kepolisian. Menurutnya, para pemain tidak bersalah lantaran hanya menuntut haknya saja. Bahkan pihaknya mengaku tidak tahu alasan manajemen tidak membayar para pemain itu. “Kami enggak tahu mereka tidak responsif ketika kami berkirim surat. Lalu dalihnya apa pun tidak dibenarkan,” ujarnya.
Total nominal utang pembayaran pihak manajemen kepada 29 pemain Kalteng Putra sekitar 800 juta. Dia berharap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengatensi permasalahan ini dan melindungi para pemain. “Menurut saya harus segera jadi perhatian PSSI,” ujarnya.