Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan TNI dan Polri terus mengevakuasi korban serangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Hingga Sabtu, 12 April 2025 tim gabungan berhasil mengevakuasi 11 jenazah masyarakat sipil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain mengevakuasi jenazah, tim gabungan juga berhasil menyelamatkan pasangan suami istri, yaitu Kepala Dusun Muara Kum Bapak Daniel Nabyal dan istrinya Ibu Makdalena Olivia Masela alias Gebi. Kepala Operasi Damai Cartenz 2025 Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani mengatakan keduanya sempat disandera oleh TPNPB OPM. “Namun dilepaskan setelah dua hari karena Daniel merupakan orang asli Papua, Yahukimo,” kata dia dalam keterangan resminya, Sabtu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mereka dievakuasi menggunakan Heli Bell Polri ke Bandara Dekai dan langsung mendapat pelayanan medis serta pendampingan trauma healing oleh tim dokter dan psikolog Satgas Operasi Damai Cartenz. Sebelumnya dalam kurun waktu 6-9 April 2025, TPNPB OPM telah mengeksekusi mati 17 pendulang emas illegal di wilayah Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan. Sebby mengklaim, belasan orang yang diserang kelompoknya itu bagian dari tentara Indonesia, yang juga menyamar sebagai pendulang emas.
OPM meminta masyarakat dari luar wilayah Papua agar tidak melakukan aktivitas pertambangan di wilayah Yahukimo. Juru Bicara TPNPB OPM Sebyy Sambom menyebut pihaknya tidak kompromi terhadap pendatang yang dilabeli sebagai “imigran” dari Indonesia di wilayah operasi Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.
“TPNPB tidak kompromi dengan warga imigran Indonesia di wilayah operasi kami di seluruh Yahukimo,” kata Sebby lewat keterangan tertulisnya, Sabtu, 12 April 2025.
Sebby meminta masyarakat yang sedang menambang emas, menebang kayu gaharu, dan memanfaatkan hasil hutan untuk meninggalkan wilayah Yahukimo. Dia juga meminta agar pemilik hak ulayat tambang rakyat di Yahukimo untuk tunduk kepada instruksi dari TPNPB OPM.
Menurut dia, tambang rakyat di Papua hanya untuk kesejahteraan orang asli wilayah tersebut. “Silakan orang Papua mengelola sumber daya alamnya untuk mendirikan rumah ibadah. Tapi warga imigran dari Indonesia segera keluar dari tambang rakyat Papua di Yahukimo,” ujarnya.
Pilihan Editor: KPK Terima 561 Laporan Gratifikasi Selama Hari Raya Idul Fitri