Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia atau Polri berhasil membekuk buronan nomor wahid Thailand Chaowalit Thongduang yang kabur dan menyembunyikan diri di Indonesia. Polri turun tangan setelah adanya red notice control dari Royal Thai Police yang dikeluarkan pada Februari lalu. Buronan kasus narkoba dan percobaan pembunuhan di Thailand itu ditangkap pada Kamis, 30 Mei 2024 di Apartemen Kembar, Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komisaris Jenderal Wahyu Widada mengatakan, selama di Indonesia, Chaowalit memalsukan identitasnya dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran atas nama Sulaiman. Kepolisian masih mengendus pihak-pihak yang membantu Chaowalit memalsukan data diri. Sebab, identitas tersebut resmi dikeluarkan oleh pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Yang bersangkutan menggunakan KTP palsu dan dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah. Karena dia bukan WNI, tapi bisa memiliki KTP Indonesia dan bukan identitas yang sebenarnya, ini ada tindak pidana pemalsuan identitas,” ujar Wahyu saat konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, pada Ahad, 2 Juni 2024.
Chaowalit diketahui masuk ke Indonesia 7 bulan lalu via Aceh. Polri lalu mendeteksi Chaowalit berada di Medan, Sumatera Utara. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, Polri mendapatkan petunjuk bahwa Chaowalit sudah berangkat ke Bali. Penyelidikan tentang pembuatan KTP dengan identitas palsu Chaowalit, akan didalami oleh Polda Aceh dan Polda Sumatera Utara.
Berikut fakta-fakta upaya Chaowalit menyembunyikan diri di Indonesia dengan identitas palsu
1. Ada kaki tangan yang membantu
Chaowalit merupakan bandar narkoba jaringan internasional di Myanmar, Thailand, dan Australia. Dia sempat dipenjara atas tindak pidana narkoba dan upaya pembunuhan terhadap seorang hakim. Tetapi Dia kabur saat dirawat di rumah sakit pada 22 Oktober 2023 dengan bantuan beberapa rekannya. Saat kabur, dia juga menembak anggota kepolisian Thailand hingga tewas.
Berdasarkan hasil penyidikan, Chaowalit masuk Indonesia melalui jalur laut dengan menumpang kapal cepat yang berlayar selama 17 jam dari Thailand ke Aceh pada 8 Desember 2023. Diduga Chaowalit memiliki kaki tangan yang membantu pelariannya, mulai kabur dari penjara hingga mempersiapkan semua kebutuhannya saat berada di Indonesia.
“Ini pasti ada yang membantu, karena untuk kabur dari Thailand menggunakan kapal bukan gratisan, pasti ada biayanya termasuk juga biaya hidup selama di Indonesia, sehingga ada yang transfer uang masuk ke rekeningnya,” kata Wahyu.
2. Polisi dalami pihak-pihak yang membantu Chaowalit membuat identitas palsu
Wahyu menyebut Dirreskrimum Polda Sumut saat ini tengah mendalami tindak pidana pemalsuan identitas yang dilakukan Chaowalit, termasuk siapa saja yang membuat dan membantu Chaowalit. Dia mengatakan, Polri menaruh concern mengenai isu ini. Polri mempertanyakan bagaimana seseorang tidak dapat berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris bisa berkomunikasi untuk membuat KTP.
Ditanya mengenai alasan Chaowalit memilih nama Sulaiman, Wahyu mengatakan, Polri tidak mengetahui detail alasannya. Namun, kata dia, secara prinsip, karena Chaowalit membuat KTP di wilayah Aceh, dia pasti mencari nama yang sesuai dengan kondisi Aceh. Nama Sulaiman diduga dipilih sebagai upaya menyaru dengan masyarakat lokal.
“Menggunakan nama biasa yang digunakan oleh masyarakat Aceh artinya menjadi bagian dari upaya dia untuk menyamarkan. Walaupun, ya lucu juga Sulaiman tapi gak bisa bahasa Indonesia,” kata Wahyu.
3. Polisi buru pembuat KTP untuk Chaowalit
Polri kini mencari pelaku yang membuat KTP palsu untuk Chaowalit. Wahyu mengatakan Polri akan fokus pada pemalsuan identitas ini karena buron kepolisian Thailand itu tidak bisa berbahasa Indonesia maupun Inggris, namun bisa mendapatkan KTP sebagai warga negara Indonesia di Aceh.
“Siapa yang membuat ini sedang kami dalami,” kata Wahyu.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Chaowalit memperoleh berbagai dokumen kependudukan dari seseorang berinisial FS. Chaowalit dikenalkan dengan FS oleh seorang saksi di Thailand untuk membantunya melarikan diri ke Indonesia. Dalam kasus ini, Polri memeriksa delapan saksi, yaitu pengemudi ojek online, sopir taksi, agen pengiriman uang, jasa sewa kapal, dan teman Chaowalit selama pelariannya di Indonesia.
Sementara itu, Direskrimum Polda Sumut Kombes Pol Sumaryono mengatakan penyelidikan KTP palsu bandar narkoba Thailand Chaowalit Thungduang itu sedang berjalan. Sudah ada 17 saksi yang diperiksa. “Kami sudah dalami ada dua orang, terutama kami melakukan penekanan pada pembuat KTP palsu. Kedua, adalah pembuat rekening atas nama Sulaiman, ini masih berproses dan akan kami proses penegakan hukum secara profesional,” katanya.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | YOHANES MAHARSO JOHARSOYO