Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Polri dan Kepolisian Thailand Tingkatkan Operasi Penangkapan Gembong Narkoba Fredy Pratama

10 personel anggota Polri yang mengawal Chaowalit juga tetap berada di Thailand dan ikut dalam operasi pengejaran Fredy Pratama.

8 Juni 2024 | 00.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Fredy Pratama. Foto/istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskim Polri Brigadir Jenderal Mukti Juharsa mengatakan, Polri dan Kepolisian Thailand meningkatkan operasi pencarian gembong narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama yang dijuluki Escobar Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upaya ini merupakan tindak lanjut dari janji Kepolisian Thailand kepada Polri usai tertangkapnya buron nomor satu Thailand, Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node alias Sulaiman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Nanti ya, kita masih berkerja keras untuk ini," ujar Mukti saat dihubungi Tempo pada Jumat, 7 Juni 2024.

Mukti tak menjelaskan peningkatan operasi seperti apa yang dilakukan Polri dan Kepolisian Thailand untuk menangkap Fredy. Namun, dia memastikan, Kepolisian Thailand berupaya keras dan melakukan operasi besar-besaran untuk menangkap Fredy.

"Mereka (Kepolisian Thailand) bekerja sama dengan kita," ujar Mukti.

Mukti juga enggan menjelaskan keterkaitan jaringan narkoba Chaowalit dengan Fredy. Dia mengatakan, Polri masih mendalami keterkaitan kedua gembong narkoba itu.

Pada Selasa lalu, Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Inspektur Jenderal Krishna Murti menyatakan Pemerintah Thailand telah berjanji untuk menangkap buron Indonesia yang sembunyi di luar negeri, termasuk Fredy Pratama.

"Perdana Menteri, Kepala Kepolisian dan Kepala Kehakiman (Thailand) berjanji kepada saya untuk melakukan operasi besar-besaran menangkap buronan kita (Fredy Patama) di luar negeri, itu bagian dari komitmen kami. Mohon doanya karena buronan ini memiliki jaringan kuat juga di Indonesia," kata Khrisna Murti dalam jumpa pers sebelum pendeportasian Chaowalit Thongduang di Saphire Precious Terminal I VIP Bandara Internasional Soekarno-Hatta Selasa 4 Juni 2024.

Khrisna menyebut 10 personel anggota Polri yang mengawal Chaowalit juga tetap berada di Thailand dan ikut dalam operasi bersama Kepolisian di sana. Polri meminta Royal Thai Police segera menangkap gembong narkoba Fredy Pratama.

Fredy Pratama Sembunyi di Hutan Perbatasan Thailand-Myanmar

Fredy Pratama merupakan bandar narkoba kelas kakap asal Indonesia. Bareskrim Polri menyatakan Fredy masih bersembunyi di hutan-hutan di perbatasan antara Thailand dan Myanmar.

Pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu disebut sebagai bandar narkoba terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai transaksi mencapai Rp 51 triliun. 

Namanya mencuat sebagai pentolan gembong narkotika dan obat-obatan terlarang pada 2023. Untuk menggambarkan besarnya operasi perburuan Fredy, polisi bahkan menyebutnya sebagai operasi Escobar. Escobar merujuk pada Pablo Escobar, bos narkotika paling terkenal di Kolombia. 

Banyak relasi di bawahnya telah diciduk oleh polisi. Seperti Tri Wahyu, kakak kelas Fredy semasa duduk di Sekolah Menengah Atas. Sebelumnya, Polri juga telah menangkap tiga Warga Negara Indonesia di Thailand, September 2023. Mereka diduga anak buah dari Fredy.

Pelarian Fredy Pratama ke Thailand ini ada hubungannya dengan istrinya yang merupakan warga negara Thailand. Ayah mertuanya juga diketahui sebagai kartel narkoba di Negeri Gajah Putih itu.

Pilihan Editor: Viral Ibu Cabuli Anak Kandungnya di Bekasi, KPAI Desak Polri Temukan Pemilik Akun Facebook Icha Shakila

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus