Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) menambahkan fitur baru di kanal rekamjejak.net menjelang gelaran pilkada serentak pada 27 November 2024. Pengguna situs yang ICW kembangkan sejak 2015 itu kini dapat memeriksa rekam jejak kandidat Pilkada 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ICW secara khusus mencatat rekam jejak para kandidat yang memiliki hubungan dengan dinasti politik atau kasus korupsi dalam kanal tersebut. “ICW telah menambahkan informasi baru pada situs rekamjejak.net yang memberikan informasi mengenai afiliasi para kandidat mencakup dinasti politik dan keterlibatan dalam kasus korupsi,” kata peneliti ICW, Yassar Aulia melalui pesan singkat pada Selasa, 26 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mengetahui rekam jejak para calon kepala daerah yang maju di Pilkada 2024 di rekamjejak.net, pengguna dapat mengklik pranala “Pilkada 2024” dalam menu utamanya. Pranala tersebut akan mengarahkan pengguna ke laman penelusuran kandidat Pilkada 2024. Ada data kandidat-kandidat dari 37 provinsi dan 89 kota/kabupaten dalam situs tersebut.
Dalam profil masing-masing kandidat, pengguna akan menemukan berbagai informasi. Di antaranya informasi pribadi yang mencakup nama lengkap, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, rekam jejak pekerjaan, dan sektor pekerjaan.
Selain itu, ICW juga menampilkan daerah pencalonan, informasi kekayaan, informasi keterlibatan bisnis, partai politik, hingga dinasti politik, afiliasi dengan Pj kepala daerah, dan kaitan dengan kasus korupsi.
Menurut Yassar, data yang ada di laman tersebut merupakan hasil kolaborasi dari tim rekamjejak dan kontribusi pengguna yang diakses dari berbagai sumber terbuka (open source). Untuk terus memperbarui data kandidat, ICW menambahkan pilihan “Usulkan Informasi Tambahan” dalam laman rekamjejak.net.
Pranala tersebut akan mengarahkan pengguna untuk mengirim informasi mengenai kandidat yang mereka ketahui ke ICW melalui surel. “Beri kami usulan tambahan atau masukan terhadap informasi yang ada jika ada yang kurang tepat,” seperti tertulis di laman rekamjejak.net.
ICW menyampaikan data utama dalam yang terhimpun dalam situs tersebut akan tetap dikelola ICW dan volunteer tracker data. ICW akan melakukan verifikasi terhadap usulan yang masuk dari pengguna. “Jadi hanya kami yang bisa input dan edit langsung,” ucap Yassar Aulia.
Pilihan Editor: Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi saat Tawuran, Ini Kata Kapolrestabes Semarang