Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Jalan Pintas Ke Surga

Di Jawa Barat beredar stiker huruf Arab yang dijual yang menjamin orang masuk surga. Tapi polisi tak menemukan unsur kriminal tindakan itu.

19 Desember 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORANG menyebutkan "Pas bebas pemeriksaan malaikat". Bentuknya, sebuah doa yang ditulis dengan huruf Arab berwarna merah, melingkar di antara dua gambar menara, di kertas putih berukuran 9 x 11 cm. Menurut pejabat kepolisian, stiker yang dijual bebas dengan harga Rp 200 itu, beredar di beberapa daerah di Jawa Barat -- seperti di Sumedang, Subang, Sukabumi dan Banten. Animo terlihat lumayan di Pesantren Yasir Santen di Desa Mulyasari (Sumedang). Malam itu, 5 November lalu, serentak terjual 200 stiker begitu Ustad Yahya (48 tahun) memulai pengajiannya dengan mengemukakan khasiat dan aturan pakainya: "Doa ini tak perlu dihafal, sebab sudah berbentuk tulisan. Cukup ditempelkan pada dada orang yang mati. Pasti Malaikat Munkar dan Nakir (yang menguji iman seseorang tak akan memeriksanya lagi di alam kubur." Dengan kata lain, si orang mati itu akan langsung masuk surga. Sebagai alasan penguat dikemukakan sebuah hadis nabi yang disampaikan Turmudzi dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda. "Copyrght" stiker tampaknya dipunyai Abdurrazak--namanya tercantum di kertas doa tersebut. Belakangan, menurut Ustad Yahya, pas bebas pemeriksaan Munkar dan Nakir tersebut dibawa ke pesantrennya oleh seorang bernama Kardia, yang kini tengah dicari-cari polisi. Mati Dulu Salah seorang di antara pembeli stiker tersebut adalah Nyonya Omi (35 tahun), ibu tiga anak, penduduk Desa Sul karnanah. Dia bilang begini "Bila saya mati, mudah-mudahan anak saya menempelkan kertas ini." Ia memang percaya saja apa yang dianjurkan ustadnya. Narnun seminggu setelah membeli stiker tersebut, ia bersama Ustad Yahya dipanggil ke Kantor Kepolisian Sumedang (Kores 842). Tiga hari mereka diperiksa. Di situ, seperti diceritakan kembali kepada TEMPO, Ustad Yahya mengemukakan itikad sebenarnya menjual kertas doa tersebut. "Sedikit pun saya tidak mengambil keuntungan --semata-mata untuk amal jariah," katanya. Hasil penjualan, menurut Ustad Yahya lagi, semuanya untuk pembangunan masjid dan madrasah di Kampung Cikadu (Subang). Akan halnya pas ke surga, yang katanya dibuat berdasarkan hadis nabi itu, "saya sendiri memang meragukan kebenarannya," ujar pimpinan pesantren yang berpengaruh tersebut. Ketua Majelis Ulama Jawa Barat. E. Z. Muttaqien, berharap perihal jual-beli doa itu tak berlatar-belakang macam-macam. "Mudah-mudahan hanya karena kebodohan saja," katanya. Bukan tak mungkin, kata Rektor Universius Islam Bandung itu, ada orang yang sengaja mencari dana dengan menjanjikan jalan pintas untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat. Penipuan Danres Sumedang, Letkol Djumhana, yang telah menyita sekitar 300 stiker dari berbagai tangan, memang tak menahan Ustad Yahya berlama-lama. Sulit menemukan unsur kriminal dalam perkara kiai tersebut. Sebab, kata Djumhana, "membuktikan palsu dan ampuhnya stiker tersebut, 'kan berarti harus mati dulu?"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus