Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Inilah gebrakan pertama Komisaris Jenderal Sutanto sejak dia dipercaya sebagai Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) sebulan lalu. Bersama Mabes Polri, BNN membongkar jaringan peredaran ekstasi di Indonesia yang dipimpin Hans Philip. Ia ditembak aparat di sebuah kawasan di Jakarta. Pabrik ekstasi milik Hans di Jasinga, Bogor, Jawa Barat, pun akhirnya diobrak-abrik pada Minggu dua pekan lalu.
Namun, Sutanto tak menganggap itu sebagai prestasi. "Biasa saja. Memang sudah tugas polisi untuk memberantas narkoba, demi anak-cucu kita juga," ujarnya. Dia menerima wartawan Tempo Nurlis E. Meuko dan Nezar Patria, di kantor BNN di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Kamis pekan lalu. Dalam wawancara, Sutanto mengungkapkan secara panjang-lebar persoalan narkotik dan obat-obatan berbahaya (narkoba) di Indonesia.
Sejak kapan polisi mulai mengejar Hans Philip?
Dia adalah pengirim ekstasi ke California, Amerika Serikat, pada 2002. Pengiriman melalui sebuah ekspedisi ini kami gagalkan, tapi dia berhasil meloloskan diri. Sejak itu pula dia masuk dalam daftar buron polisi. Memang cukup lama pencarian dia. Waktu itu juga sudah terbongkar hubungannya dengan Ang Kim Soei (pemilik pabrik ekstasi di Tangerang yang kini dipenjara). Baru sekarang ini Hans ditemukan berikut pabrik ekstasinya.
Ketika tertembak, Hans berada di mana?
Dia semula berada di sebuah rumah di Jakarta Barat. Kemudian dia keluar dengan kendaraannya. Petugas terus mengikutinya. Barangkali dia mengetahui telah diikuti. Karena itu, dia menambah kecepatan kendaraannya. Petugas tentu tak ingin kehilangan dia, lalu dia diberhentikan. Saat itulah dia mengeluarkan senjata. Terpaksa petugas menembaknya.
Dari beberapa kasus pembongkaran pabrik ekstasi, selalu terkait pula nama Jaap. Siapa tokoh ini?
Dia dalam pencarian sekarang, sedangkan sistem pencariannya tak bisa saya gambarkan di sini. Yang bisa saya sampaikan, dia adalah warga negara Belanda. Bisa saja si Jaap ini muncul di berbagai tempat. Dan ekstasi ini kan berasal dari Belanda dan ahli-ahlinya dari Belanda dan Jerman. Ini sindikat internasional.
Apakah hasil produksi ekstasi di Bogor diekspor ke Amerika?
Ini jaringan Belanda. Bahan bakunya diimpor dari Singapura dan Cina. Alat-alatnya juga bikinan Cina. Kami sedang menyelidiki apakah dimasukkan secara resmi atau ilegal. Kami juga sedang menelusuri cara mereka memasukkan perlengkapan untuk mencetak ekstasi. Kami pun sedang menelusuri jaringan mereka di berbagai instansi yang berhubungan dengan alur keluar-masuk barang dan tentu juga di tubuh kepolisian.
Apakah penelusurannya juga sampai ke tempat-tempat hiburan?
Memang benar, kaitannya ke dunia hiburan. Hampir semua tempat hiburan di Jakarta menggunakan itu (ekstasi). Saya sudah minta agar segera dilakukan razia. Para pengusaha tempat hiburan juga akan saya panggil semuanya, nanti akan diingatkan. Tak mungkin si pengusaha tak tahu ada ekstasi di dalam tempat hiburannya. Logikanya sederhana saja, pemasukan pengusaha hiburan itu menjadi besar dengan beredarnya ekstasi di tempatnya. Satu malam di salah satu tempat hiburan, bisa miliaran pendapatannya. Itu karena ada ekstasi di dalamnya.
Apakah kemampuan polisi kita bisa diandalkan untuk melakukan semua itu?
Memang, untuk kasus narkoba, haruslah polisi pilihan yang ditugasi. Polisi yang punya IQ yang cukup baik, karena yang dihadapi adalah penjahat yang punya otak dan didukung dana unlimited dan juga mampu meneror. Bahkan di antara geng-geng mereka juga terjadi saling membunuh. Mereka juga memiliki senjata api. Ini kan kejahatan terorganisasi. Untuk menghadapi kelompok ini, anggota BNN juga dipersenjatai, jangan sampai mati konyol nantinya.
Dalam pemetaan BNN, ada berapa kelompok besar di Indonesia?
Masih kita petakan dari berbagai informasi. Bisa saja mereka tidak dalam satu kelompok. Tapi mereka pasti berhubungan dengan dunia internasional. Kecuali ganja yang masih tradisional.
Dulu Hans Philip ini kan sudah buron, dan ekstasinya sudah pernah disita. Bagaimana dia bisa membuka pabrik ekstasi?
Karena ini adalah bisnis yang menggiurkan bagi dia. Pabrik itu sudah lama, sudah produksi sejak 2000. Kami mengikuti dia terus hingga kemudian dia digerebek. Kini kami sedang mencari Meneer Jaap.
Bisa jadi Jaap tidak bekerja sendirian. Siapa tokoh utama di balik Jaap?
Akan kami selidiki terus sampai ke tingkat yang paling atas. Siapa pun yang terlibat harus kita proses secara hukum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo