Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa bom Bali 2002 merupakan rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam 12 Oktober 2002.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua ledakan bom Bali pertama terjadi di Paddy’s Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali pada pukul 23.05 WITA. Sementara itu, selang 10 menit, tepatnya pukul 23.15 WITA, ledakan bom terakhir terjadi di Renon, dekat kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat, meskipun jaraknya cukup jauh dengan dua ledakan sebelumnya. Rangkai peristiwa bom Bali ini merupakan pengeboman pertama sehingga dinamakan Bom Bali I yang kemudian disusul dengan bom Bali dengan skala lebih kecil pada 2005.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lokasi terjadinya Bom Bali I, terdapat 3 tempat yang berbeda. Adapun tempat tersebut yaitu, Sari Club dan Paddy’s Pub yang terletak di kawasan Kuta, Bali serta di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat. Sedangkan mayoritas korban dalam Bom Bali I adalah turis Australia dan masyarakat Bali.
Untuk bom yang meledak di Sari Club dan Paddy’s Pub terjadi secara bersamaan, tepatnya pukul 23.05 WITA. Sedangkam untuk ledakan di Kantor Konsulat Amerika terjadi 10 menit setelah ledakan di kedua tempat sebelumnya.
Peristiwa Bom Bali I ini merenggut ratusan nyawa orang berbagai negara, tepatnya telah tercatat sebanyak 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka. Mayoritas korban jiwa tersebut adalah turis yang berasal dari Australia dengan jumlah 88 korban jiwa, seperti dilansir laman abc.net.au. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah sepanjang sejarah Indonesia.
Baca: 19 Tahun Bom Bali Awalnya Rencana Diledakkan Tepat 1 Tahun pasca Tragedi WTC
Pasca Ledakan Bom Bali I
Empat hari setelah bom meledak, pemeriksaan saksi kasus terorisme ini mulai dilakukan. Untuk membantu Polri, Tim Forensik Australia pun turun tangan dalam membantu mengidentifikasi jenazah. Lalu, pada 20 Oktober 2002,
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk membuat kesimpulan bahwa bom di Paddy’s Pub berjenis TNT yang memiliki berat 1 kilogram, sedangkan di Sari Club merupakan bom RDX dengan berat sekitar 50-150 kilogram. Sementara itu, bom di Renon berjenis TNT dengan berat 0,5 kilogram.
Peristiwa Bom Bali I yang menjadi perhatian dunia membuat Megawati Soekarnoputri mendesak polisi untuk mengusut tuntas kasus ini. Ia memberi batas waktu sampai November 2002 untuk mengungkap dalang di balik peristiwa yang mencoreng nama baik Indonesia.
Akhirnya, pada 30 Oktober 2002, sosok pelaku perlahan muncul. Pada 4 November 2002, nama, identitas, dan tempat persembunyian pelaku telah ada di tangan petugas. Satu hari kemudian, pelaku utama ditangkap. Amrozi bin Nurhasyim ditangkap di Lamongan, Jawa Timur. Esoknya, sebanyak 10 pelaku ditangkap.
Mengutip dari p2k.unkris.ac.id, pada 8 November 2002, Amrozi resmi dinyatakan sebagai tersangka dalam tindak pidana terorisme. Dua hari kemudian, Amrozi menyebutkan lima orang yang menjadi tim inti peledakan, yaitu Ali Imron, Ali Fauzi, Qomaruddin, M. Gufron, dan Mubarok. Selain itu, perlahan peracik bom dan orang-orang yang membantu jalannya pengeboman ini mulai terungkap. Mereka di antaranya adalah Tafsir, Idris, Dulmatin, Wayan, Patek, Imam Samudra, dan 20 pelaku lainnya berhasil ditangkap petugas.
Tim investigasi Bom Bali I berhasil mengungkap otak pelaku bom yang berjumlah empat orang dan satu di antaranya adalah anggota Jamaah Islamiah (JI). Lalu, pada 8 Februari 2003, rekonstruksi Bom Bali I berlangsung. Pada 12 Mei 2003, sidang pertama terhadap tersangka Amrozi dimulai. Para tersangka pun divonis hukuman mati.
Setelah melalui serangkaian pengadilan yang panjang, akhirnya, pada 9 November 2008, para pelaku Bom Bali I, yaitu Amrozi dan kawan-kawan dieksekusi mati di Nusakambangan.
RACHEL FARAHDIBA R
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.