Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kojak, Gaya Aceh

Kabar tentang hantu kojak di banda aceh. 23 orang telah menjadi korban, semua wanita. para korban mengalami luka di leher atau bawah telinga. polisi mensinyalir sebagai pencuri biasa. (krim)

4 Februari 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KUCING berbulu hitam belakangan ini tak bisa hidup tenteram di Banda Aceh. Jangankan masuk ke dalam rumah, melintas di jalanan pun mereka diburu - kemudian dibunuh. Kucing? Jadi teroris? Aneh, memang, tapi entah dari mana sumbernya, di "Serambi Mekah" itu tersiar kabar burung tentang kucing hitam jadi-jadian. Kucing dengan sorot mata tajam itu, konon, bisa masuk ke rumah lewat celah pintu atau jendela. Di dalam rumah, hewan piaraan itu lantas berubah menjadi manusia berkepala botak. Dan orang menyebutnya "hantu Kojak" sesuai dengan film serial televisi yang dibintangi Telly Savalas yang kepalanya seperti bola voli itu. Sampai pekan lalu, "hantu" semacam itu dikabarkan telah menggigit 23 korban. Semuanya wanita. Para korban umumnya mengalami luka di leher atau di bawah telinga, mirip luka gigitan Dracula dalam film-film horor. Akibat teror itu, setiap malam kini ronda digiatkan. Dua ekor anjing pelacak telah pula diterjunkan untuk menendus jejak "kucing hitam" berkepala gundul itu. Alkisah, tersebutlah Nyonya Ida Tarmiji ibu beranak enam, di Perumnas Banda Aceh. Seperti ditulis Pos Kota, rumahnya diketuk-ketuk orang, dinihari 19 Januari lalu. Suaminya, seorang guru silat, segera bangkit membuka pintu. Namun, di luar tak ada apa-apa. Ketika ketukan terdengar kembali, Tarmiji segera membangunkan tetangga dan ramailah orang memukul kentongan. Tapi, tahu-tahu, istri Tarmiji sudah menggeletak di rumahnya berlumur darah. Di lehernya tampak dua guratan luka. Sampai delapan hari kemudian, nyonya imi masih terbaring di rumahnya. Korban lainnya kakak beradik Dewi Kupiani, 18, dan Sri Bahriani, 16. Pelajar SMA yang tinggal di Jalan Dharma itu juga menderita luka di bagian leher. Mereka mengaku seperti kena bius sehingga tidak sempat meeihat tampang sang hantu. Abubakar Tabib, 56, punya cerita lain. Bekas dukun itu mengaku pernah berkelahi dengan "hantu Kojak" yang katanya, seluruh badannya dibalut kain hitam. Abdul Hamid, 60, menyebutkan ciri-ciri hampir serupa: si "Kojak" berbulu hitam, wajahnya memakai topeng, juga berwarna hitam. Pendeknya, macam-macamlah gambaran orang tentang hantu misterius itu. Sampai-sampai, panglima Kodam I Iskandar Muda Brigadir Jenderal Nana Narundana, merasa perlu memberi tanggapan. Panglima berusaha meyakinkan bahwa "hantu Kojak" yang ditakuti itu hanyalah kabar burung belaka. "Yang ada ialah pencuri biasa. Dia manusia, juga seperti kita, tapi jahat," katanya. Letnan Kolonel (Pol) B. Budiman, Kapolres Aceh Besar, menunjang pendapat Nana. Berdasarkan visum yang dilakukan terhadad para korban, katanya, ternyata luka pada leher dan bawah telihga itu bukan lantaran gigitan seperti dalam cerita Dracula. "Luka itu diakibatkan irisan benda keras yang tidak begitu tajam yang dilakukan oleh pencuri." katanya dengan nada tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus