AYAH yang berbuat, Airin Setyowati, 6, yang menanggung akibatnya. Gadis cilik murid TK di Semarang Selatan itu tewas didorong masuk Sungai Banjir Kanal oleh pacar ayahnya Uni, kita sebut begitu saja namanya. Mayatnya ditemukan sudah membusuk hampir sepekan kemudian di Pantai Jepara. Korban sempat dikuburkan di situ oleh penduduk setempat. Namun, pekan lalu, polisi membongkar kubur itu kembali. Setelah diautopsi, bisa dipastikan bahwa itu memang mayat Airin, anak pertama Suwarno. Pada Kamis awal bulan lalu, Airin dijemput Uni, 22, dari sekolah. Ia disembunyikan. Uni dendam kepada Suwarno, 26, yang beberapa kali menggaulinya dan menjanjikan akan mengawmlnya - namun janji itu tak pernah dilaksanakan, karena Suwarno, yang kini menganggur, sudah mempunyai istri dan dua orang anak. Famili yang hendak dititipi Airin malahan menyuruh Uni mengembalikan kepada orangtuanya. Wanita muda itu pun pergi lagi. Sewaktu tiba di Jembatan Banjir Kanal, begitu pengakuan Uni kepada orangtuanya dan juga kepada polisi, ia tiba-tiba teringat Suwarno. Ia lalu mendorong Airin masuk sungai. Tanpa ampun, gadis cilik itu pun ditelan air yang sedang meluap. Orangtua Uni, yang cukup berada, sangat terkejut mendengar pengakuan anak tunggalnya. Mereka sendiri yang kemudian menyerahkan Uni ke polisi. "Sekarang kami sama-sama rugi. Keluarga saya hancur, dan Suwarno kehilangan anaknya," kata ibu tersangka sambil menangis. Suwarno dan Uni, selama ini, sering saling mengunjungi. Uni sangat sayang kepada Airin dan adiknya, Agung. Ia sering membelikan boneka atau oleh-oleh. Tapi, karena dendam, kisah itu harus berakhir tragis. Sayang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini