Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kabar pembunuhan dan kematian tidak wajar mewarnai pemberitaan kriminalitas di Tanah Air sepekan ini. Mulai dari kelanjutan kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari gadis penjual gorengan, ditemukannya mayat anak perempuan dengan wajah dilakban, hingga terbaru tujuh remaja ditemukan tak bernyawa di Kali Bekasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi terakhir tersangka pembunuhan Nia Kurnia Sari gadis penjual gorengan setelah ditangkap polisi, Kamis, 19 September 2024. TEMPO/Fachri Hamzah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Tersangka pembunuh Nia ditangkap
Gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Nia Kurnia Sari, dinyatakan hilang sejak Jumat, 6 September 2024. Gadis usia 18 tahun itu tak pulang ke rumah usai menjajakan gorengan. Orang tua korban kemudian melaporkan kehilangan Nia ini ke perangkat nagari.
Tiga hari kemudian, pada Ahad sore, 8 September 2024, tim gabungan yang melakukan pencarian menemukan barang-barang Nia. Tak jauh dari sana, terdapat gundukan mencurigakan dan setelah dibongkar ternyata berisi jenazah Nia. Korban ditemukan dalam keadaan tanpa busana.
Polisi telah mengantongi identitas terduga pelaku setelah melakukan penyelidikan terhadap sejumlah saksi. Namun nyaris dua pekan perburuan berlangsung, pelaku tak kunjung tertangkap. Pelaku disebut melarikan diri ke hutan dan berpindah-pindah membuat sulitnya penangkapan.
Pada Kamis lalu, 19 September 2024, terduga pelaku akhirnya berhasil dibekuk. Pria inisial IS, 26 tahun, yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka itu ditangkap saat sembunyi di sebuah rumah kosong yang berada di Korong Pasa Galombang, Nagari Kayu Tanam.
Warga melihat pelaku di dalam rumah sekitar pukul 14.30 WIB. Ketika IS mencoba melarikan diri, ia sudah terkepung oleh warga. Pelaku kemudian naik ke loteng rumah tersebut. Sekitar 20 menit kemudian, petugas dari Polres Padang Pariaman tiba di lokasi dan berhasil menangkap IS.
Warga sempat berusaha masuk ke rumah tempat penangkapan, namun dihalangi oleh petugas. Polisi harus melepaskan beberapa tembakan peringatan untuk membubarkan massa yang tetap berusaha mendekati tersangka.
Pelaku akhirnya dibawa petugas menggunakan mobil Avanza hitam. Sepanjang perjalanan, mobil tersebut beberapa kali dihadang oleh massa, yang memicu perdebatan sengit antara warga dan petugas.
Saat diperiksa, tersangka IS mengakui telah membunuh Nia Kurnia Sari. Di sisi lain, ia sbeentidak berniat membunuh penjual gorengan itu. Kapolda Sumatera Barat Inspektur Jenderal Suharyono mengatakan, pernyataan tersebut sepenuhnya klaim dari Indra berdasarkan hasil pemeriksaan.
“Jawaban dari tersangka, bahwa yang bersangkutan hanya ingin memperkosa bahkan tidak ada niat ingin membunuh,” ujarnya, Jumat, 20 September 2024.
Adapun Kepolisian Padang Pariaman saat ini masih akan terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap kemungkinan adanya pelaku lain dalam kasus ini. “Sampai saat ini pelaku masih 1 dan masih proses pemeriksaan,” kata Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir kepada awak media Kamis 19 September 2024.
Selanjutnya: Bocah Tewas Dilakban
Unit Identifikasi Sat Reskrim Polres Lebak, Jajaran Sat Reskrim Polres Lebak dan Unit Sat Reskrim Polsek Panggarangan olah TKP penemuan mayat bocah perempuan di Pesisir Pantai Cihara, Desa Cihara, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Banten pada Kamis, 19 September 2024. Dok. Istimewa
2. Bocah perempuan ditemukan tak bernyawa dalam keadaan wajah dilakban
Belum tuntas kasus Nia, publik kembali dikejutkan dengan penemuan jenazah seorang anak perempuan di Pantai Batu Goong, Cihara, Lebak pada Kamis pagi, 19 September 2024. Penemuan bocah tewas dilakban oleh warga setempat bernama Inong ini mengundang perhatian besar, lantaran korban ditemukan dalam keadaan wajah dilakban. Hal ini mengindikasikan adanya unsur kekerasan dalam kasus tersebut.
Kepala Polsek Panggarangan, Inspektur Polisi Satu Acep Komarudin, mengonfirmasi laporan tersebut. Ia menjelaskan bahwa setelah menerima laporan, tim dari Polsek Panggarangan bersama Unit Identifikasi Sat Reskrim Polres Lebak segera menuju lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Kami segera mengamankan lokasi untuk penanganan awal dan melakukan olah TKP,” kata Iptu Acep dalam pernyataan tertulis yang diterima oleh Tempo pada Jumat, 20 September
Dalam video dan foto yang beredar, jenazah anak tersebut ditemukan dalam kondisi wajahnya tertutup lakban hitam. Selain itu, terdapat beberapa bekas luka lebam di bagian tubuh, seperti dada dan kepala. Mata hingga mulut korban juga tertutup rapat oleh lakban hitam.
Polisi kemudian mengonfirmasi bahwa jasad bocah perempuan yang ditemukan tewas dengan wajah dilakban tersebut adalah anak yang dilaporkan hilang oleh warga Kota Cilegon. Anak berinisial APH, yang berusia 5 tahun, sebelumnya telah dilaporkan hilang pada 17 September 2024.
“Hasil sementara mengarah pada laporan anak hilang yang dilaporkan di Polres Cilegon,” ujar Kapolres Lebak, Ajun Komisaris Besar Polisi Suyono kepada Tempo pada Jumat, 20 September 2024.
Teranyar, Polres Cilegon, Banten telah menangkap lima pelaku dugaan penculikan dan pembunuhan bocah tewas dilakban tersebut. Hal ini disampaikan Kepala Satuan Reserse Kriminal atau Kasat Reskrim Polres Cilegon, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Hardi Meidikson Samul, saat dihubungi Tempo, Ahad, 22 Agustus 2024.
“Kami membenarkan bahwa untuk lima orang tersangka itu sudah kita tangkap,” katanya.
Kendati demikian, ia enggan membeberkan detail mengenai modus operandi maupun peran setiap pelaku. Ia juga tak membeberkan lebih lanjut identitas para pelaku. Sebab, Polres Cilegon akan merilis lima tersangka pada Senin, 23 September 2024.
“Kalau lihat dari modusnya sih, salah satunya ya, namanya sudah sampai seperti itu ya diculik,” katanya.
Selanjutnya: 7 Mayat di Kali Bekasi
3. Penemuan tujuh mayat di Kali Bekasi
Kabar tak kalah mengejutkan datang dari Bekasi, Jawa Barat. Tujuh orang ditemukan tak bernyawa di Kali Bekasi, Jatirasa, Jatiasih, Minggu, 22 September 2024. Saksi mata bernama Suci mengatakan, awalnya ia mencari kucingnya di sekitar lokasi, sekitar pukul 05.30 WIB. Saat itu dia melihat, ada sebuah tumpukan benda di Kali Bekasi. “Dikira boneka atau kasur,” katanya.
Saat dilihat lebih dekat, Suci melihat ada sebentuk tangan manusia di tumpukan itu. Ia kemudian memanggil tetangga sekitar untuk memastikan temuan tersebut. “Buat memastikan soalnya tadi ada posisinya berdempetan,” katanya. “Tetangga saya memastikan turun dan ternyata benar itu mayat.”
Kapolres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Dani Hamdani mengatakan, polisi menerima laporan penemuan jenazah itu sekitar pukul 06.00 WIB. Setibanya di lokasi, pihaknya melihat ke tujuh mayat itu ditemukan di beberapa titik. “Ditemukan awal ada dua di ujung, tiga di tengah, dan terkahir dua lagi yang di ujung,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menyebut ketujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi pada Ahad, 22 September 2024, hanyut karena melompat. “Bisa diasumsikan lompat, memang faktanya lompat,” ucap Wira saat pasca-meninjau proses pemeriksaan jenazah di RS Polri, Ahad, 22 September 2024.
Wira menyebut bahwa hasil diskusi Pusdokkes dan tim forensik gabungan menyimpulkan 7 mayat di Kali Bekasi tidak ditemukan luka terbuka terhadap ketujuh jenazah serta tidak ada patah tulang pada alat gerak. Namun, untuk hasil yang lebih detail masih akan dilakukan autopsi pada Senin, 23 September 2024.
“Itu pemeriksaan hasil sementara terhadap tujuh jenazah, untuk detailnya mungkin akan dilaksanakan autopsi besok hari,” ujar Wira.
Polisi menduga, penemuan tujuh mayat di Kali Bekasi, berhubungan dengan insiden yang terjadi sehari sebelumnya. Saat itu Tim patroli dari Polres Metro Bekasi Kota membubarkan puluhan remaja yang diduga hendak tawuran di Jalan Cipendawa Baru, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi. Polisi menangkap 21 remaja di antaranya.
Penangkapan 21 remaja itu diunggah dalam akun media sosial resmi tim Patroli Perintis Polres Metro Bekasi Kota. Dalam keterangannya, para remaja itu ditangkap sekitar pukul 03.20 WIB dalam sebuah patroli mengantisipasi tawuran dan kejahatan jalanan. Polisi juga menyita belasan senjata tajam berbagai jenis.
“Tim mengamankan remaja tersebut ke Polsek Rawalumbu, guna proses lebih lanjut,” demikian keterangan unggahan itu.
Dari 21 remaja itu, enam ditemukan di Kali Bekasi dan diselamatkan oleh warga setempat pada pukul 04.30 WIB. Warga kemudian menyerahkan mereka kepada polisi. “Saya mengamankan anak ini tidak bisa berenang,” kata Bagus, warga di Jatiasih.
Bagus sempat melihat puluhan anak-anak muda kocar-kacir ketika tim patroli datang ke Jalan Cipendawa Baru, lokasi diduga dua kelompok remaja hendak tawuran. Diduga, tujuh mayat yang ditemukan di Kali Bekasi adalah bagian dari kelompok remaja itu.
HENDRIK KHOIRUL MUHID I FACHRI HAMZAH | AMELIA RAHIMA SARI | DEDE LENI MARDIANTI | ADI WARSONO | MICHELLE GABRIELA | INTAN SETIAWANTY