TIGA tersangka pembunuh Sersan Kepala Bambang Sumarno kini dikurung di sel Polda Metro Jaya. Korban bertugas di Pos Polisi Kayu Putih, Jakarta. Polisi menduga otak kasus ini Iman Al Amin, 23 tahun. Putra artis Ibu Kota ini sejak kecil diangkat anak oleh pamannya kini hakim agung. Tersangka lain, menurut polisi, Boy Herwantoro, 23 tahun, anak pengusaha real estate, teman kuliah Iman, sedangkan Arnold, 25 tahun anak pensiunan pejabat Pertamina pernah kuliah di Amerika. Mereka sering bersama, dan Rabu malam, akhir Agustus lalu, bertemu di diskotek Ebony, Jalan Rasuna Said, Jakarta. Mereka merencanakan merebut pistol polisi. ''Polisi pasti punya pistol, dan mudah diakali dengan alasan keamanan,'' kata Iman. Lepas tengah malam, dengan mobil, mereka ke pos polisi di Kayu Putih. Di pos itu ada Sersan Kepala Bambang Sumarno, Sersan Dua Rubiman, dan Sersan Satu Kamto. Iman mengaku warga RT 07 Kayu Putih. Ia minta dikawal ke rumahnya. Katanya, rumahnya baru disatroni penjahat. Ia takut pulang. Bambang mengiringi dengan sepeda motor. Iringan menuju rumah kosong milik orang tua angkat Iman di Jalan Kayu Putih II-D. Tiba di ruang tamu, Boy membekap Bambang dari belakang dengan kaus kaki berbius. Tapi Bambang sempat memiting lengan Boy. Melihat itu, Arnold menikam perut Bambang. Bambang masih melawan. Arnold memberikan pisau itu kepada Boy. Bambang ditikam lagi. Bergumul 10 menit, Bambang terkulai. Mayatnya dibungkus, lalu dipurukkan ke bagasi mobil. Iman menyuruh Jaswaldi, pembantu rumah itu, membersihkan darah yang berceceran, dan disuruh tutup mulut. Iman membawa motor Bambang ke Jatinegara Kauman. Arnold ke RS Cipto Mangunkusomo, mengobati luka di tangannya. Setelah itu, mereka ke Cianjur. Siangnya tiba di kebun karet Cikalong Kulon. Mayat Bambang diturunkan, lalu mereka bakar. Ketika ditemukan penduduk, jasad Bambang sudah hangus. Tapi baju dinasnya belum terbakar seluruhnya sehingga identitasnya cepat diketahui. Dari Cianjur, mereka pulang ke di Villa Duta, Bogor. Iman memasukkan pistol curiannya ke kaleng biskuit, bersama 205 peluru dari berbagai kaliber, 3 pasang borgol, dan 2 botol eter. Kaleng itu ditanam di belakang rumah. Satu jam kemudian, kedua orang tua angkat Iman tiba di situ. Mereka mengecek laporan pembantu tentang darah di rumah Jalan Kayu Putih II-D. Iman bilang berkelahi dengan montir hingga tangan Arnold terluka dan darahnya berceceran di sana. Setelah mendengar cerita Iman, kedua orang tua itu kembali ke Jakarta. Besoknya mereka ke Magelang menghadiri perkawinan kerabatnya. Iman dan kawan-kawan masih menginap di Villa Duta. Hari Minggu, dua pulang ke Jakarta. Iman ke Magelang. Tapi ada yang menghantui. Gelisah dia. Itu diceritakannya kepada orang tuanya. Lalu, diantar orang tua angkatnya, Iman menyerahkan diri ke Polres Magelang, Senin pekan lalu. Malam itu juga ia dibawa ke Jakarta. Menurut pengakuannya kepada polisi, mereka tak bermaksud membunuh Bambang. Semula cuma ingin meminjam pistol. ''Supaya penampilan kami gagah, dan bisa cari duit,'' ujar Iman, yang sudah beristri. Bambang Sujatmoko, Taufik T. Alwie, dan Taufik Abriansah (Bandung)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini