LUCIENE Geraldo, 29 tahun, tak ubahnya pesakitan yang dijatuhi hukuman ganda. Selagi wanita keturunan Brasil ini tergeletak digerogoti virus AIDS (aquired immune deficiency syndrome), pengadilan Miami, Amerika Serikat, Rabu dua pekan lalu menjatuhinya hukuman US$ 18 juta (Rp 36 miliar lebih). Uang sebanyak itu harus dibayarkannya kepada Bruce Wheeland, 30 tahun, yang adalah bekas suaminya sendiri. Pasalnya, Wheeland menuntut ganti rugi untuk penularan penyakit AIDS yang dilakukan Geraldo terhadapnya. ''Ini merupakan kasus hukum terbesar yang berkaitan dengan AIDS,'' kata Marc Sarnoff, pengacara Wheeland. Seperti diberitakan Reuters, Bruce Wheeland dan Luciene Geraldo seorang penari kelab malam bertemu pertama kali empat tahun lalu. Mereka pun menikah. Empat bulan kemudian Wheeland baru mengetahui bahwa istrinya adalah pembawa virus AIDS. Penyakit yang belum ada obatnya itu pun merasuk ke tubuh Wheeland tanpa bisa dicegah. Toh hubungan mereka berlanjut. Namun, setelah 1,5 tahun, timbul cekcok. Lalu mereka berpisah. Wheeland menuduh istrinya telah serong dengan pria lain. Dalam gugatannya, lelaki ini juga menyebutkan bahwa, sebelum dinikahinya, Geraldo telah mengidap AIDS. Gugatan Wheeland dikabulkan dan barangkali ini merupakan kasus pertama yang dilakukan oleh seorang yang tertular penyakit kepada pihak yang menularinya. Pada saat vonis dijatuhkan, Geraldo tak mampu hadir di ruang sidang. Hari itu dia tergeletak di kediamannya di Newark, New Jersey. Kondisi Wheeland pun sama buruknya. Malah, menurut pemeriksaan dokter, usianya ditaksir tinggal setahun lagi. Menurut Sarnoff, sulit bagi Geraldo untuk membayar ganti rugi itu. Namun, pihak Wheeland bermaksud mengambil kekayaan Geraldo di Brasil, dan menarik uang dari polis asuransi wanita itu sebesar US$ 300 ribu. Uang itu akan digunakan untuk membiayai perawatan Wheeland dan sisanya disumbangkan ke pusat perawatan AIDS. Dari tempat tidurnya, Wheeland memberi petuah. ''Jika Anda menderita AIDS,'' katanya, ''adalah wajib mengungkapkan hal itu pada partner Anda. Dan biarkan ia yang memutuskan apakah bersedia menghadang risiko atau tidak.'' GT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini