Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Lesbian Dari Bulurejo

Ponirah,45, membunuh kokok hariyadi, cucu nyonya kasmi, teman lesbinya. ponirah merasa terusik dengan hadirnya kokok di rumah mereka di bulurejo, banyuwangi. kini ponirah ditahan di polres banyuwangi.

3 Oktober 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMBUNUH karena asmara tidak hanya lantaran muncul lelaki atau perempuan lain secara sembunyisembunyi di sisi sang istri atau suami. Malah kehadiran seorang cucu -- yang kemudian dirasa mengganggu -- bisa pula membuat Ponirah gelap mata. Inilah yang terjadi di Desa Bulurejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Setelah Nyonya Kasmi dititipi seorang cucu, Ponirah merasa asmaranya terusik. "Saya harus singkirkan Kokok Hariyadi," kata Ponirah, 45 tahun. Nama yang disebut barusan adalah cucu Kasmi, teman kumpul lesbinya. Rencana untuk membunuh bocah berumur tujuh tahun itu kemudian disusunnya. Setelah gagal beberapa kali, kesempatan itu baru datang pada 16 September lalu. Tahu Kokok yang pulang dari sekolah tidak dijemput Kasmi, Ponirah lalu mengintainya. Begitu Kokok melewati gang sempit, Ponirah muncul dari balik pohon jambu. Kokok tak menaruh curiga pada Ponirah. Maklum, selama hidup dengan neneknya, Kokok juga seatap dengan Ponirah. Di saat bertemu dengan Ponirah, malah ia bermanja-manja dan minta diambilkan jambu. Tapi, di saat ia hendak mendekat, Ponirah mengayunkan lengannya. Buk. Kokok tersungkur dalam parit. Anak kelas satu sekolah dasar itu pingsan. Wajahnya terendam air. Ponirah dengan santai meninggalkan Kokok. Sore harinya, anak itu ditemukan penduduk sudah tak bernyawa. Dari keterangan beberapa saksi, besoknya polisi menciduk Ponirah. Kepada polisi ia mengaku membunuh Kokok. Menurut Ponirah, selama kehadiran Kokok, hubungannya dengan Kasmi yang berusia 50 tahun itu tidak syahdu. "Kasmi dingin melihat saya. Dan sejak Kokok dititipkan pada neneknya itu, saya juga dendam kepada ibu Kokok," katanya. Jalinan asmara Ponirah dan Kasmi berlangsung sejak 1970. Dan selama itu mereka berhasil menyimpan penyimpangan itu. Kedok mereka terbongkar ketika pertengahan tahun silam Nyonya Rika, anak Kasmi, muncul di Bulurejo. Mengetahui ibunya menjalin hubungan lesbi dengan Ponirah, ia naik pitam. Selain mengusir Ponirah dari rumah ibunya, Rika juga menitipkan Kokok. Dengan hadirnya si cucu, diharapkan Kasmi tak kesepian dan memutuskan hubungannya dengan Ponirah. Rupanya pemutusan hubungan itu hanya sementara. Setelah Rika pulang ke Kendari, Sulawesi Tenggara, mereka ini kembali hidup seatap. "Saya tak bisa lagi dipisahkan dari bojoku," kata Ponirah kepada TEMPO. Ternyata lain lagi sambutan hati Kasmi. Kehadiran cucunya itu membuat ia sering menolak Ponirah bila mengajak bercumbu. "Aku malu kepada cucuku," begitu Kasmi beralasan. Sejak itu Ponirah memendam amarah kepada Kokok. Dan kemudian ia menyusun rencana untuk menyingkirkan Kokok setiap ada kesempatan. Menurut penuturan Ponirah, hubungan lesbi itu dimulai ketika ia sering jumpa Kasmi di sebuah warung. Kemudian, Kasmi mengajak Ponirah bermalam di rumahnya. Pada malam itulah Ponirah ditatar Kasmi. Cuma saat itu Ponirah mampu menampik gerayangan Kasmi. Namun, dalam kesempatan lain pertahanannya bobol. "Malah lama-lama saya merasa lebih puas daripada berhubungan dengan suami saya terdahulu," kata Ponirah. Ponirah yang berkulit putih dan bertubuh agak mulus lebih banyak berperan sebagai "istri", sedangkan Kasmi menjadi "suami". Dan layaknya sepasang suami-istri, mereka juga membangun rumah sendiri. Bahkan, dari hasil bertani dan berburuh di pengeringan ikan, mereka mampu membeli perabot rumah tangga dan membeli sepeda motor seharga Rp 1,7 juta. Hubungan sesama dua wanita itu memang mengundang perhatian para tetangga, mengingat sebelumnya mereka itu hidup normal. Ponirah maupun Kasmi, masing-masing pernah menikah dengan lelaki, serta punya anak. Kemudian, sejak tahun 1969 keduanya hidup menjanda. Kini Ponirah menginap seorang diri di sel Polres Banyuwangi. Berkas perkara Ponirah, menurut Kapolres Banyuwangi, Letnan Kolonel Kodiran A.R., pekan ini dilimpahkan ke kejaksaan. "Pemeriksaan sudah selesai. Kok lesbian juga ada di desa, ya?" ujar Kodiran, heran. Bambang Aji dan Jalil Hakim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus