Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Massa demo sengketa Pilpres 2024 menghajar seorang laki-laki yang diduga copet di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat. Orang tersebut digiring ke dalam pos keamanan di halaman kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Jalan Medan Merdeka Barat, pada pukul 13.00.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria diduga copet itu diseret massa hingga celana panjangnya dicopot. Polisi mengamankan orang itu dengan memasukkannya ke dalam pos keamanan supaya terhindar dari amukan massa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semuanya bubar, nanti dia akan diperiksa," kata Ajun Inspektur Polisi Dua Sularmo yang berjaga di kantor Kemenparekraf, Senin, 22 April 2024.
Halaman kantor Kemenparekraf langsung dijaga oleh sejumlah polisi berpangkat brigadir polisi dua. Seorang polisi golongan perwira masuk ke dalam ruangan untuk memeriksa pria diduga copet yang belum diketahui identitasnya.
Dua korban pencopetan ini diketahui bernama Marbun (47 tahun) asal Bekasi dan Giat Sukmana (60 tahun) asal Bandung. Mereka sama-sama kehilangan ponselnya saat membeli minuman.
"Lagi beli air, tiba-tiba sudah tidak ada di kantong," ujar Giat saat ditemui di pos keamanan Kemenparekraf.
Dia meletakkan ponselnya di sebuah tas kecil di pinggang kiri. Ketika pencurian HP terjadi, Giat tidak merasa kantongnya dirogoh.
Marbun juga tidak merasakan ponselnya dicuri. Dia baru mengetahui ponselnya lenyap saat sedang membeli minuman di pedagang di lokasi yang sama. "Ketika lagi mengantre di depan, tidak tahu dicuri," kata Marbun.
Dia meletakkan ponselnya di kantung kanan samping celana jins. Marbun baru menyadari dia jadi korban pencopetan ketika hendak mengeluarkan ponselnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, suasana di lokasi demo sengketa Pilpres 2024 di depan Patung Kuda Arjuna Wiwaha sangat ramai. Para pedagang makanan dan minuman membuka lapak sementara di sekitar lokasi massa yang berkumpul menunggu sidang putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Setelah pria diduga copet itu ditangkap, massa yang marah satu persatu membubarkan diri. Polisi dan petugas keamanan Kemenparekraf mencegah massa demo Sengketa Pilpres terprovokasi, lalu gerbang halaman kantor pun ditutup.
Pilihan Editor: BRIN Wacanakan Alihkan Jalan ke Lingkar Baru, Warga Setu Tangerang Selatan Anggap Belum Layak