Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Massa Laskar di Solo Nyaris Bentrok dengan Pemuda NU

Ketua PCNU Mashuri mengatakan pada saat itu sekelompok pemuda NU memang tengah berjaga di kantor.

6 Desember 2019 | 17.51 WIB

Polisi berjaga di depan kantor PC Nahdlatul Ulama Solo, Jum'at 6 Desember 2019. Mereka melerai bentrok yang terjadi antara massa aksi demo Dewan Syariah Kota Surakarta dengan massa pemuda NU. FOTO: AHMAD RAFIQ
material-symbols:fullscreenPerbesar
Polisi berjaga di depan kantor PC Nahdlatul Ulama Solo, Jum'at 6 Desember 2019. Mereka melerai bentrok yang terjadi antara massa aksi demo Dewan Syariah Kota Surakarta dengan massa pemuda NU. FOTO: AHMAD RAFIQ

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Solo - Sebuah bentrokan nyaris terjadi antara sekelompok massa bermotor dengan massa pemuda Nahdlatul Ulama (NU), Jumat sore, 6 Desember 2019. Kelompok massa bermotor diduga peserta aksi yang usai berdemo di Polresta Surakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu saksi mata, Wawan menyebut saat itu sekelompok massa tengah melintas di depan kantor Pimpinan Cabang NU Solo. Sedangkan di depan PCNU saat itu juga tengah banyak pemuda yang berkumpul. "Tiba-tiba mereka saling teriak dan terjadi lempar-lemparan," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Wawan yang saat itu juga tengah melintas terjebak dan harus berhenti. "Khawatir kena lemparan batu," kata Wawan. Hanya saja, dia mengaku tidak tahu pasti penyebab bentrokan dua kelompok massa itu.

Ketua PCNU Mashuri mengatakan pada saat itu sekelompok pemuda NU memang tengah berjaga di kantor. Pada saat bersamaan sekelompok laskar yang diduga usai berdemo melintas di depan kantornya. "Terjadi salah paham," kata Mashuri.

Mashuri juga terlihat terus menenangkan massa yang berasal dari organisasi kepemudaan NU. Dia bahkan naik ke mobil polisi yang dilengkapi perangkat pelantang suara dan meminta massa untuk membubarkan diri.

Sedangkan Divisi Advokasi Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) mengakui bahwa massa bermotor yang terlibat bentrok kemungkinan peserta aksi demo yang digelar DSKS di Polresta Surakarta. "Kami sedang mencoba mengidentifikasi kelompoknya," katanya. Sebab, massa bermotor yang terlibat bentrok tidak membawa bendera organisasi.

Meski demikian, dia mengaku telah berkali-kali meminta peserta demo untuk pulang dengan tertib. "Sudah diminta juga tidak pulang lewat depan kantor PCNU," katanya.

Menurut Endro, aksi tersebut digelar untuk mendorong polisi melakukan pengusutan terhadap tuduhan penistaan agama yang dituduhkan kepada penceramah Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq. Dia menyebut aksi digelar di depan Polresta Surakarta agar tidak terjadi gesekan dengan kelompok lain.

Wakil Kepala Polresta Surakarta Ajun Komisaris Besar Iwan Saktiadi mengatakan kondisi di depan kantor PCNU sudah kondusif. "Sudah ada komunikasi dari para pimpinan kedua massa," kata Iwan. Polisi juga sudah menerjunkan anggotanya untuk memisah dua kelompok tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa massa yang datang diduga merupakan peserta demo yang digelar oleh DSKS. "Mereka pulang dan melintas di depan kantor PCNU," katanya.

Sedangkan Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah Ubaidullah Shodaqoh mengatakan pihaknya tengah menelusuri pelaku peristiwa itu. "Instruksi kami tetap tenang, jangan terpancing," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus