Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Vihara Dharma Jaya Taosebio, salah satu vihara tertua di Jakarta, mulai siap menyambut Tahun Baru Imlek 2025. Pengurus mengungkapkan rangkaian persiapan sudah dimulai sejak satu bulan sebelum Imlek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Harian Yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio, Tjandra Santoso, mengatakan hari ini pengurus mencuci patung Rupang di lantai dasar dan lantai 5 vihara. Pencucian Rupang memang dilakukan setiap kali menyambut Imlek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu ritual kepercayaan setelah dewa naik. Setelah dewa naik, kepercayaan kami, di dalam patung itu sudah tidak ada energi roh suci, jadi dibersihkan," katanya kepada Tempo, di area Vihara Dharma Jaya Taosebio, Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Dua pekan sebelum Imlek, pengurus mulai berberes vihara. "Seperti contohnya bangun tenda, supaya nanti kalau hujan tidak kehujanan, karena nanti kami akan siapkan lilin hari Senin," ujar dia.
Ratusan lampion dengan warna khas merah juga tampak sudah menghiasi kawasan vihara. Dari depan pintu masuk, bahkan sudah ada puluhan lampion yang menggantung. Semakin ke dalam, ada lebih banyak lagi lampion yang sudah terpasang.
"Lima hari yang lalu kami perbarukan, itu semua lampion baru. Sampai ke dalam-dalam itu ada lampion, kurang lebih sekitar 400-an lampion, sampai ke luar," ujar Tjandra.
Di dalam kepercayaan Konghucu, kata dia, lampion bermakna sebagai penerangan. Baik penerangan dalam usaha, penerangan dalam kehidupan, hingga penerangan dalam rezeki. "Ya, intinya semua yang kami pasang berbentuk lampion, lilin, terus pelita, itu untuk penerangan, upaya lebih teranglah perjalanannya," kata Tjandra.
Besok, pengurus vihara akan melakukan ritual cuci batu. Artinya, seluruh bagian yang terbuat dari batu akan dibersihkan untuk membuang energi negatif. "Cuci batu itu maksudnya semua yang berhubungan dengan batu, dinding, tembok, pilar, lantai, itu kami cuci semua. Supaya (energi) positif yang masuk, negatif-negatif kami buang," tutur Tjandra.
Semakin mendekati Tahun Baru Imlek, kata dia, pengurus akan menambahkan persembahan seperti kue keranjang hingga buah-buahan di meja-meja sembahyang.
Tjandra bercerita, pada Selasa malam tanggal 28 Januari akan dilakukan ritual sembahyang bersama pengurus. Sore sebelum itu, ada pertunjukan barongsai yang dapat dinikmati.
Begitu pula pada 29 Januari 2025, kata dia, ritualnya sama. Akan ada sembahyang dan pertunjukan barongsai.
Tjandra memperkirakan umat yang bolak-balik untuk sembahyang ke Vihara Dharma Jaya Toasebio saat Imlek lebih dari 500 orang. Umat yang datang, kata dia, biasanya tak hanya dari wilayah Jakarta saja.
Dia menambahkan, tak banyak yang berbeda dalam perayaan Imlek kali ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, ada penyesuaian ornamen-ornamen, mengikuti Shio Ular Kayu.
"Kan, dari tahun naga ke tahun ular, ya paling ornamen dari naga menjadi ular. Tempelan-tempelan ular. Terus nanti kami akan bikin booth yang bertemakan shio ular."
Pada hari perayaan Imlek, kata Tjandra, vihara terbuka untuk siapapun yang ingin datang, bukan hanya penganut Konghucu. Dia mengatakan, vihara yang sudah berdiri sejak sekitar 1740-an itu memang kerap dijadikan sebagai destinasi wisata.