Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pada tanggal hari ini, 24 Desember di tahun 2000 terjadi tragedi Bom Natal 2000 yang meneror beberapa kota besar di Tanah Air. Tragedi ini mengguncang Batam, Pekanbaru, Jakarta, Sukabumi, Pangandaran, hingga Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah investigasi yang dilakukan oleh Forum Indonesia Damai (FID) menemukan bahwa pelaku tidak berasal dari komunitas yang sama. Namun, FID menyebutkan bahwa aksi peledakan itu adalah hasil kerja teror yang terorganisir. Lantas, bagaimana hubungan para pelaku?
Diotaki Noordin M. Top
Dikutip dari publikasi Pemikiran dan Aktivisme Islam Abu Jibril: Mengkaji Wacana Islam Radikal di Era Reformasi dari repository.uinjkt.ac.id, banyak pihak menduga bahwa aksi teror di beberapa kota besar ini digawangi oleh Noordin M. Top.
Kelompok yang dikomandani gembong teroris Noordin M. Top merupakan kubu teroris sempalan dari Jamaah Islamiyah. Tujuan perjuangan kelompok teroris Noordin M. Top adalah untuk menyerang kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya di Indonesia. Noordin M. Top adalah orang yang dianggap bertanggung jawab atas serentetan serangan teror di Indonesia. Ia bersama dengan Dr. Azahari adalah murid dari Abu Bakar Baasyir.
Baca : Kronologi Bom Natal di 6 Kota Berbeda Pada 22 Tahun Lalu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir artikel Indonesia di Tengah Gerakan Terorisme, ketika terjadi perpecahan di tubuh Jamaah Islamiyah tentang strategi mendirikan Negara Islam, Abu Bakar Ba’asyir lalu mendirikan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan sekaligus menjadi amirnya. Sedangkan, kelompok Noordin M Top mulai memisahkan diri dari JI sejak terjadi peristiwa peledakan Hotel Mariott tahun 2003.
Dikutip dari laman Majalah Tempo, dari eksekusi Bom Natal, objek yang menjadi sasaran Noordin adalah gereja-gereja yang sedang melakukan misa Natal. Hasilnya, korban yang meninggal dunia mencapai 19 orang tewas dan 12 orang liannya luka-luka berat. Noordin M. top tewas pada 2009 dalam penyergapan yang dilakukan di Surakarta.
Hubungan antara Noordin M. Top sebagai otak Bom Natal 2000 dengan Majelis Mujahidin Indonesia pernah dibuktikan dengan penangkapan salah satu anggota MMI, yakni Abu Sayaf. Abu Sayaf adalah anggota laskar MMI yang disangka menjadi kaki tangan tersangka teroris, Noordin M. Top.
Abu Sayaf ditangkap oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror pada 19 Januari 2006 di rumamhnya, Dusun Grumbulresjo, Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Untuk tujuannya, Bom Natal 2000 dilakukan untuk meredam konflik di Ambon. Peristiwa peledakan bom malam Natal pada tahun 2000 didorong oleh konflik Ambon. Edy Setyono, terpidana seumur hidup kasus Bom Natal, mengatakan bahwa insiden tersebut dijadikan shock therapy agar kisruh di Ambon segera berakhir.
Untuk mematangkan rencana tersebut, Edy menuturkan, sekitar sebulan sebelum insiden Bom Natal 2000 itu, dia bersama Dulmatin, Imam Samudera, Muklas, dan Hambali melakukan pertemuan untuk merancang aksi tersebut di Jalan Anggrek Raya No. 4, Malakasari, Klender, Jakarta Timur.
MUHAMMAD SYAIFULLOH
Baca juga : Mojokerto Kenang Riyanto Banser Korban Bom Natal
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.