OCEHAN orang kesurupan ada kalanya ampuh mengungkap pembunuhan sadistis. Peristiwa ini di Desa Anjir, Kapuas, Kalimantan Tengah. Yang kemasukan itu adalah Bachtiar. Lelaki ini rebah karena tak sanggup melihat tubuh istrinya terbujur kaku penuh luka. Dari mulutnya meluncur nama Syahrani bin Mahlan, yang kemudian diduga sebagai pelaku pembunuhan itu. Semula polisi mengabaikan petunjuk dari Bachtiar, dan bahkan mencurigai lelaki berusia 26 tahun ini yang menghabisi nyawa istrinya. Muncul Supiannor, anak tiri Syahrani, menyibak pembunuhan yang terjadi akhir bulan lalu itu. Bocah 10 tahun ini mengaku bersama Syahrani melihat Sri Hartati sedang memetik kalakai, pakis hutan. Petunjuk dari anak ini dipakai polisi untuk memeriksa Syahrani, yang pernah dihukum 7 bulan karena kasus penganiayaan itu. Akhirnya lelaki yang tubuhnya penuh tato ini mengaku: dialah pembunuh Sri Hartati. Hari itu Syahrani bersama anak itu pergi ke hutan memasang perangkap burung. Tak jauh dari tempat mereka, tampak Sri di hutan itu, yang saban hari memetik kalakai untuk dijual. Syahrani menyuruh anaknya pulang duluan. Setelah itu, ia mengendapendap mendekati perempuan berusia 25 tahun yang pernah jadi "kembang dea" itu. Dengan belati di tangan kanan, ia menyergap Sri dari belakang. Kemudian leher nyonya muda berwajah cantik ini digoroknya dengan pisau. Nyaris putus. Setelah tubuh montok berkulit kuning itu tak bernyawa, lelaki berusia 26 tahun tersebut menelanjangi dan menyebadani mayat Sri. "Saya lakukan karena dendam kepada Bachtiar," kata Syahrani pada polisi. Ia pernah mencuri celana milik adik Bachtiar, lalu digebuki lelaki bertubuh kekar itu. Polisi kurang percaya terhadap pengakuan Syahrani. "Kasus ini sedang diusut," ujar Letnan Kolonel Syafrudin, Kapolres Kapuas, kepada Almin Hatta dari TEMPO. Menurut visum dokter, Sri setelah dibunuh mayatnya diperkosa. Syahrani seorang yang menderita nekrofili?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini