Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

PDIP Ancam Pecat Kadernya yang Minta Mahar Politik di Pilkada

Sekjen PDIP Hasto Kristantyo mengatakan partainya akan memecat kader yang terbukti meminta mahar politik di Pilkada 2018.

30 September 2017 | 17.21 WIB

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Hasto Kristanto, membuka rapat kerja daerah (Rakerda) ke II PDI Perjuangan  Sulsel yang digelar di Hotel Karebosi Condotel Makassar, 2 Oktober 2015. Rakerda untuk mengkonsolidasikan
Perbesar
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Hasto Kristanto, membuka rapat kerja daerah (Rakerda) ke II PDI Perjuangan Sulsel yang digelar di Hotel Karebosi Condotel Makassar, 2 Oktober 2015. Rakerda untuk mengkonsolidasikan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
TEMPO.CO, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto menjamin partainya terhindar dari berbagai macam bentuk kegiatan politik transaksional dalam pencalonan di Pilkada 2018. Menurutnya, partai telah memiliki peraturan tegas dalam menolak mahar politik.
"Dari PDIP boleh dicek dalam aturan partai kami tidak pernah meminta mahar, tak pernah jual beli rekomendasi, dan itu diatur, bahkan DPP bisa berikan sanksi pemecatan bila ada jual beli rekomendasi," ujar Hasto di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu 30 September 2017.

Hasto juga mengimbau kepada para kadernya yang mencalonkan diri dalam pilkada untuk waspada serta melaporkan berbagai penipuan yang mengatasnamakan PDI-P. "Karena ada yg membuka rekening atas nama kami misalnya, itu sudah kami laporkan kepada pihak kepolisian," ucapnya.

Menurutnya, rekomendasi partai murni dikeluarkan semata-mata untuk kepentingan masyarakat daerah, bukan kepentingan pihak tertentu.
 
Baca juga: PDIP Gunakan Prinsip Gotong Royong di Pilkada 2018

Hasto mengungkapkan, untuk menghindari adanya mahar politik, partai mendorong para kader untuk saling mendukung satu sama lain dalam biaya politik seperti iklan, pemasangan baliho, kampanye dan lainnya.

"Nah biaya itu yang harus dibahas bersama dan partai juga berikan tenaga gotong royongnya. Inilah yang kami harapkan mampu mengurangi biaya politik," ungkapnya.

Hal demikian bertujuan agar para calon tak terjebak dengan ikatan kepentingan tertentu agar bisa fokus mengikuti pilkada serta menjalankan pemerintahan daerah yang menjunjung tinggi kepentingan masyarakat daerah.
 
"Bagi PDIP pilkada bukanlah persiapan calon, tapi bicara bagaimana kalau menang pemerintahannya pro rakyat. Gimana pemerintahan anti korupsi dan sebagainya," ujarnya.
 
 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus