Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta Syarif sependapat dengan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi yang mengatakan pemilihan wagub DKi Jakarta molor karena para anggota DPRD sedang sibuk mengawal suara pemilu legislatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kita sedang menghormati proses-proses yang membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Mereka kan memantau perhitungan di kecamatan, kan juga masih pada sibuk," kata Syarif saat dihubungi Tempo, Kamis, 2 Mei 2019.
Menurut Syarif, Gerindra siap mengikuti keputusan pimpinan dan fraksi di DPRD jika pembahasan calon wagub DKI dilanjutkan usai 22 Mei 2019 atau hari terakhir rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sebenarnya, ujar Syarif, anggota Dewan bisa memulai pembahasan wagub DKI Jakarta setelah 7 Mei 2019. Alasannya, pada tanggal itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengagendakan rekapitulasi suara di tingkat kota telah rampung.
"Di atas 7-22 Mei saya kira bisa dibahas pansus itu dirapatkan," ucap Syarif. Menurut Syarif, partainya telah mengutus tiga orang wakil untuk masuk panitia khusus alias pansus pemilihan wagub DKI. Dua di antaranya adalah Syarif dan Wakil Ketua Fraksi Gerindra di DPRD DKI Iman Satria.
Adapun dua calon wagub DKI merupakan kader PKS Sekretaris DPW PKS DKI Agung Yulianto dan mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. Pembahasan pemilihan wagub DKI pengganti Sandiaga Uno itu kini berada di tangan DPRD DKI.