PEMERKOSAAN menjadi serius di Medan. Contohnya, Riswardi, 44 tahun. Setelah dua anak gadisnya dinodai, ia mengadu ke Mayor Jenderal H.R. Pramono, ketua Bakorstanasda Sumatera Bagian Utara, akhir Mei lalu. "Pelaku yang memerkosa anak saya itu di antaranya ada anak orang penting, dan sudah sebulan belum tertangkap," kata Riswardi mengeluh. Peristiwa penodaan itu ramai menghiasi beberapa koran Medan. "Seorang pelakunya diduga Denny Yunior, putra bungsu pemilik sebuah surat kabar dan pimpinan sebuah universitas swasta di Medan. Sedangkan saya adalah rakyat kecil," ujar Riswardi. Ia ini karyawan sebuah bengkel di Binjai, 22 km dari Medan. Naas yang menimpa dua anaknya sebut saja namanya Rini, 15 tahun, siswi SMTP swasta, dan kakaknya Rina, 17 tahun, siswi sebuah SMTA terjadi sore 28 April lalu. Gagal membeli jeruk karena habis, mereka bergegas pulang di Kota Matsum, Medan. Sebuah Toyota Kijang yang ditumpangi tiga remaja rupanya membuntuti mereka dari belakang. Si pengemudi, belakangan dikenal bernama Riko, memasang jerat. "Uun, Uun," pancing siswa SMA Gajah Mada Medan ini. Mendengar nama tante mereka dipanggil, kedua gadis itu menoleh. Peluang ini dimanfaatkan tiga sekawan itu untuk berkenalan. Tanpa curiga, Rini dan Rina ikut ajakan naik ke mobil. Rupanya, mobil tak ke rumah Uun di Kota Matsum, tapi meluncur ke Tuntungan arah kota turis Brastagi. Dua gadis itu protes. Mereka diancam dan harus meneguk minuman botol. Mobil singgah di Hotel Delta, dan tiga sekawan itu memesan dua kamar yang bersebelahan. Kemudian, mereka "memetik dua kuntum bunga" itu bergiliran. Perbuatan tiga anak muda yang masih di SMA itu dilakukan semalaman. Setelah itu, baru dua gadis yang berurai air mata itu diturunkan di Kota Matsum. Riswardi bingung karena kedua anaknya tidak mengenal para pelakunya. Entah ingin tahu perkembangan, Riko bertandang ke rumah Uun, 1 Mei lalu. Melihat ia di rumah tantenya, Rina berteriak: Riko salah satu penoda. Penduduk meringkus Riko dan diserahkan ke kantor lurah. Dari sini ia dibawa ke Koramil. Lalu, perkara itu dilimpahkan ke Polsek Medan Teladan. Dalam pemeriksaan polisi terungkap pelaku lain, yaitu Denny dan Kiki putra seorang pensiunan BRI di Tarutung, yang kos di Jalan Sei Mencirim, Medan. Di balik itu, Rini dan Rina diteror. Tiap pulang sekolah ada sekumpulan anak muda bermobil mengancam, "Kalian harus mencabut pengaduan ke polisi itu." Juga, datang tawaran damai dan menyuruh nikah dengan pelaku, asal kasus itu ditarik dari polisi. Semua itu ditolak Riswardi. Apalagi Rina, anak keempat dari 12 bersaudara itu, dikenal sebagai juara MTQ di Sumatera Utara. Ada 12 piala berjejer di rumahnya sebuah piala malah berasal dari ayah Denny, yang juga anggota MPR RI. Riko yang ditemui TEMPO di Lembaga Pemasyarakatan Sukamulia, Medan, mengaku tidak memerkosa karena Rina dan Rini perawan. "Saya tidur di mobil," katanya. Ia juga mengaku dua minggu diajak polisi mencari Denny dan Kiki. "Tapi kelilingkeliling saja naik mobil," katanya. Meski berhenti di depan rumah orangtua Denny di Jalan Iskandarmuda, Medan, toh mereka tidak masuk ke rumah megah itu. Maka, Riswardi mengadu ke Bakorstanasda. "Bukan mengecilkan upaya polisi. Selain teror yang ditujukan kepada dua anakku, saya juga merasa ada yang tidak lazim," katanya. Misalnya, jika bertemu petugas yang menangani kasus itu, ia selalu mendengar keluhan seperti "pelaku sulit ditangkap" dan "tidak ketemu di lapangan". Toh Letnan Kolonel Leo Sukardi, Kepala Dinas Penerangan Polda Sumatera Utara, membantah polisi sulit menangkap dua pelaku yang menghilang itu. "Mereka tidak diketahui di mana. Namun, mereka telah masuk daftar yang diburon," katanya. Lari ke luar negeri? Leo tak memastikan. Dan keluarga Denny cuma mengatakan, "Janganlah kasus ini kalian siarkan." Lain lagi H.R. Pramono. Ketika pengaduan Riswardi dikonfirmasi kepadanya, Pangdam Bukit Barisan bereaksi tegas. "Biar anak siapa pun, penegakan keadilan itu tidak pilih bulu," ujarnya kepada TEMPO, Sabtu pekan lalu. Ia berjanji mengontak polisi dan sedang mempelajari kasus itu. Bersihar Lubis dan Sarluhut Napitupulu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini