Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Terjadi insiden polisi tembak polisi antara Bharada E dan Brigadir J di rumah singgah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022. Aksi polisi tembak polisi ini terjadi karena adanya dugaan tindakan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo oleh Brigadir J.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Peristiwa yang menewaskan Brigadir J tersebut bermula ketika istri Ferdy Sambo berteriak minta tolong. Mendengar teriakan, Bharada E yang ketika itu di lantai atas kemudian segera memeriksa. Brigadir J panik dan keluar dari kamar. Bharada E yang masih berada di tangga kemudian bertanya ada apa. Tetapi pertanyaan tersebut dijawab dengan tembakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Maka terjadilah aksi baku tembak antara keduanya. Ada 7 proyektil yang dikeluarkan dari Brigadir J dan 5 proyektil yang dikeluarkan Bharada E. Jarak baku tembak itu, kata Ramadhan, kurang lebih 10 meter. Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto menjelaskan Bharada E menggunakan senjata Glock 17 dengan magasin maksimum 17 butir peluru.
“Dan kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magasin tersebut 12 peluru. Artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan,” katanya.
Mengutip laman us.glock.com, Glock 17 dirancang untuk para profesional, dan digunakan oleh petugas penegak hukum dan personel militer di seluruh dunia karena keandalannya. Senjata ini memiliki kapasitas magasin sebanyak 17 peluru. Dengan sistem keamanan “Safe Action”, pistol Glock 17 diklaim aman, mudah, dan cepat, sehingga dapat diandalkan dalam situasi kritis.
Glock sendiri merupakan merek pistol semi-otomatis berbingkai polimer, dioperasikan dengan jarak kungkang pendek yang dirancang dan diproduksi oleh pabrikan Austria Glock Ges.m.b.H. Senjata api ini mulai digunakan oleh dinas militer dan polisi Austria pada 1982 setelah menjadi yang terbaik dalam uji keandalan dan keamanan.
Pistol ini menggunakan sistem cam-lock Browning yang dimodifikasi dari pistol berkekuatan tinggi. Mekanisme penguncian senjata api ini memanfaatkan per barel, dengan sebuah pengunci loading peluru persegi panjang ke port ejeksi dalam slide.
Sementara itu Brigadir J, ditemukan menggunakan senjata jenis HS-19 dengan 16 peluru di magasinnya. Polisi menemukan tersisa sembilan peluru yang ada di magasin. Artinya ada tujuh peluru yang ditembakkan, sesuai apa yang ditemukan di TKP. “Dari lima tembakan yang dikeluarkan RE, ada tujuh luka tembak masuk,” kata Budhi.
Mengutip laman hs-produkt.hr, HS-9 adalah jenis pistol yang masuk kategori striker fired gun. Dengan kapasitas magasin sebanyak 16 peluru, HS-9 ini termasuk senjata yang ringan dan cekatan. Bentuk pistol ini menyerupai pistol pada umumnya, namun bingkainya didesain lebih ergonomi di tangan. Sehingga membuat pengguna memiliki kontrol penuh atas pistol ini. Dengan demikian meminimalkan peluru meleset. HS 9 diproduksi di Kroasia dan memiliki pengamanan triger.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.