Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel ungkap alasan polisi sempat larang peti jenazah Brigadir J dibuka oleh pihak keluarga.
Menurutnya, dari segi psikologi forensik, larangan tersebut salah satunya sebagai upaya mencegah terjadinya trauma, ungkap Reza Indragiri dalam keterangan tertulis, Sabtu malam, 16 Juli 2022 ihwal kasus Brigadir J tersebut.
Mengenal Psikologi Forensik
Mengutip laman verywellmind.com, psikologi forensik merupakan bidang ilmu yang menggabungkan praktik psikologi dan hukum.
Kata ‘forensik’ sendiri berasal dari bahasa Latin ‘forensis’, yang berarti “forum,” atau sistem pengadilan Romawi Kuno. Bidang ini digunakan oleh penegak hukum atau pihak terkait untuk mengungkap motif kejahatan, atau dampak dari sebuah tragedi kejahatan terhadap kejiwaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih jauh terkait pengertian psikologi forensik, seperti yang didefinisikan oleh American Psychological Association atau APA, adalah penerapan spesialisasi klinis kejiwaan (psikologis) ke ranah hukum.
Christopher Cronin, dalam bukunya Forensic Psychology, seperti dikutip dari laman apa.org, mendefinisikan psikologi forensik sebagai penerapan spesialisasi klinis untuk lembaga hukum dan orang-orang yang bersentuhan dengan hukum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Psikologi forensik dianggap sebagai bidang khusus yang baru dalam psikologi. Keilmuan ini secara resmi diakui sebagai bidang khusus oleh American Psychological Association pada 2001. Meskipun demikian, bidang psikologi forensik sebenarnya berakar dari lab psikologi pertama Wilhelm Wundt di Leipzig, Jerman. Para filsuf dan ilmuwan telah lama berusaha memahami apa yang membuat orang melakukan kejahatan, berperilaku agresif, atau terlibat dalam perilaku antisosial.
Psikolog forensik dapat diterapkan di banyak lingkungan hukum yang berbeda. Beberapa fungsi yang biasanya dilakukan dalam psikologi forensik meliputi yaitu evaluasi kompetensi, rekomendasi hukuman, evaluasi risiko pelanggaran kembali, kesaksian sebagai saksi ahli, dan evaluasi hak asuh anak.
Fungsi lainnya, untuk penelitian akademis tentang kriminalitas, konsultan penegak hukum, perlakuan terhadap pelaku kejahatan, memberikan layanan psikologis kepada narapidana dan pelaku, konsultan persidangan yang membantu pemilihan juri, persiapan saksi, atau strategi hukum, serta merancang program pemasyarakatan.
Brigadir J atau Nofriansah Yoshua Hutabarat yang tewas saat baku tembak dengan Bharada E diketahui menggunakan senjata api HS-9 yang merupakan produk perusahaan Kroasia, HS Produk. Pistol ini memiliki panjang 203,5 mm dengan tingginya 140 mm dan lebar 33 mm serta bobot 820 gram, dengan kondisi terpasang magasin kosong. Foto: HS Produk
Mengutip laman Chicago School of Professional Psychology, ada 12 karier psikologi forensik, yaitu Correctional Counselor atau Konselor Pemasyarakatan, Jail Supervisor atau Pengawas penjara, Victim Advocate atau Advokat Korban, Federal Government Employee atau Pegawai Pemerintah Federal, Jury Consultant atau Konsultan Juri, Police Consultant atau Konsultan Polisi, Licensed Professional Clinical Counselor atau Konselor Klinis Profesional Berlisensi.
Selain itu, di dunia psikologi forensik ada lagi Probation Officer atau Pengawas masa percobaan, Crime Analyst atau Analis Kejahatan, Forensic Research Psychologists atau Psikolog Riset Forensik, Investigative Journalist atau Jurnalis Investigasi, serta Forensic Social Worker atau Pekerja Sosial Forensik.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : Staf HRD Perampok Bank, Pakar Psikologi Forensik: Untuk Tutupi Kejahatan Lain