Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok – Kapolres Metro Depok, Komisaris Besar Azis Andriansyah mengatakan wedding organizer promo nikah murah, Pandamanda mulai bermasalah sejak pemiliknya mengalihkan uang klien kepada operasional kantor dan keperluan pribadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pemilik mengaku menjalani usaha ini sejak 2013, dan mulai trouble sejak tahun 2018 karena menggunakan sebagian uang klien ke operasional kantor dan pribadi,” kata Azis di Mapolres Metro Depok, Rabu 5 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Azis mengatakan, uang klien yang seharusnya dikelola untuk acara pernikahan digunakan oleh pemilik untuk membeli rumah, memasarkan secara online di sosmed berbayar, hingga membeli mobil operasional.
“Rumahnya seharga Rp 1,2 miliar. Dia masih bayar DP menggunakan uang klien Rp 300 juta,” kata Azis.
Selain untuk operasional dan membeli keperluan pribadi, Azis mengatakan, salah satu kendalanya karena pemilik kewalahan mengelola order pada Minggu 2 Februari 2020 lalu yang mencapai 10 event dalam sehari. “Menurut pengakuan, dia kewalahan pada event 2 Februari kemarin karena minimnya SDM,” kata Azis
Azis mengatakan, akibatnya 3 dari 10 acara pernikahan tersebut gagal terlaksana karena perlengkapan untuk keperluan pernikahan tidak dipersiapkan dari mulai katering, dekorasi, foto, kursi dan lain sebagainya. “Dari situ lah yang lantas pihak mempelai melaporkan ke pihak kepolisian dan kami lakukan penyelidikan,” kata Azis.
Azis mengatakan, polisi telah menetapkan pemilik wo Pandamanda, Anwar, 32 tahun sebagai tersangka dugaan tindak pidana penipuan. “Tersangka dijerat Pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara,” kata Azis.
Sebelumnya, imbas dari penawaran promo nikah murah yang ditawarkan Pandamanda, puluhan pasang calon pengantin mendatangi kantor Mapolres Metro Depok, Selasa 4 Februari 2020.
Salah satunya warga Sunter, Jakarta Utara, Anjar Susilo, 30 tahun dan calon istri. Ia mengatakan, setelah melunasi biaya pernikahan senilai Rp 50 juta, harap-harap cemas karena hingga H-5 hari pernikahannya, pihak wedding organizer belum juga melunasi pembiayaan vendor.
“Saya dikabari oleh vendor, katanya gedung belum dilunasi, padahal acara kita tanggal 9 Februari dan sudah kami bayar lunas ke Wedding Organizer,” kata Anjar ditemui Tempo di Mapolres Metro Depok.
Ilustrasi pernikahan. (Pixabay.com)
Anjar mengatakan dari penawaran promo itu dirinya mendapatkan 250 buah undangan, wedding ring, foto pre wedding, subsidi gedung dan katering. Namun dari semua yang ditawarkan itu baru dapat undangan dan foto pre wedding. “Itu pun setelah kami mengemis-ngemis karena tidak ada kabar untuk lakukan pra wedding,” kata Anjar.
Hal yang sama dirasakan pasangan pengantin lain, yakni warga Bogor, Isnaini, 25 tahun. Bedanya, Isnaini telah menjalani momen sakral tersebut namun tidak sesuai dengan harapan. Saat menjalani resepsi pernikahan pada Minggu 2 Februari 2020, tidak ada dekorasi dan katering, bahkan janur yang digunakan pun merupakan janur bekas resepsi yang pernah diselenggarakan di gedung tersebut.
“Dari pukul 14.00 hingga 16.00 sore, tidak ada katering sama sekali dan dekorasi pun akhirnya dibantu oleh pengelola gedung,” kata dia.
Isnaini mengatakan, dirinya juga ikut dalam paket Rp 50 juta. “Kami dapat informasinya dari instagram ada paket promo nikah murah dari Wedding Organizer Pandamanda, rupanya zonk gini,” kata Isnaini.