Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Warga Riau berinisial WAM, usai 32 tahun, ditangkap Polda Riau gara-gara mengaku sebagai Imam Mahdi. Tak hanya karena penistaan agama, pria ini juga diringkus terkait, penyebaran berita bohong, perundungan anak hingga penyalahgunaan narkoba. Salah satu modusnya, WAM mengatakan pada jemaahnya bahwa akan ada bencana besar di dunia ini dan minta dicarikan seorang perawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kemudian salah satu jemaahnya merelakan anak gadisnya yang berusia 13 tahun untuk dinikahkan dengan WAM,” ujar Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto saat dihubungi Tempo.co melalui telepon, Jumat 16 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Klaim sebagai WAM Imam Mahdi bukanlah kali pertama, baik di Tanah Air maupun di mancanegara. Di Indonesia, kasus Imam Mahdi palsu setidaknya beberapa kali wara-wiri di pemberitaan. Berikut beberapa kasus Imam Mahdi palsu di Indonesia.
1. ODGJ di Aceh Mengaku Imam Mahdi
Pada Januari 2022 lalu, warga kabupaten Aceh Utara dihebohkan dengan seorang pria yang mengaku sebagai Imam Mahdi. Melalui pengeras suara Masjid Al-Khalifah Ibrahim, Kecamatan Matangkuli, pria itu membuat pengumuman. Kejadiannya usai pengajian rutin pada Rabu, 19 Januari 2022. “Jemaah baru saja pulang dari masjid setelah mengikuti pengajian rutin,” ujar Ketua Remaja Masjid Al Khalifah Ibrahim, Jafar Kuba.
Belakangan diketahui pria itu bernama, Armia, usia 29, warga Desa Buket Hagu, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara. Kapolsek Matangkuli Aceh Utara, AKP Asriadi setelah berkomunikasi dengan pihak keluarga orang tersebut, ternyata yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa. “Lalu pria ini bersama keluarganya memohon maaf pada masyarakat yang (sudah) memenuhi satu halaman Polsek. Telah menimbulkan kegaduhan. Setelah itu dia kita izinkan pulang bersama keluarganya,” kata Asriadi.
2. Pemuda di Serang Mengaku Imam Mahdi
Seorang pemuda di Kota Serang Banten, Muhammad Latif membuat heboh publik lantaran mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi. Latif mengaku bisa berbicara dengan Malaikat Jibril dan pernah bertemu dengan Nabi Muhammad dalam mimpi. Selain itu, Latif mengaku sebagai Imam Mahdi karena merasa mirip dengan ciri-ciri sang juru selamat.
Menurut Latif, sebagaimana disampaikan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang, Amas Tajudin, ciri itu adalah tanda hitam atau tanda lahir di tangan kirinya. Tanda itu berbentuk segitiga menghadap kiblat. Tanda kedua, ujung rambut berwarna cokelat kemerahan sejak lahir. Serta tanda ketiga memiliki jidat lebar dan hidung melengkung.
Muhammad Latif diketahui mendirikan perguruan spiritual bernama Naga Derajat. Dia memiliki tujuh murid yang tersebar di Kaujon, Pakupatan, Komplek Taman Alam Lestari, Bandung dan Kalimantan. Dia menyebarkan pengakuannya sebagai Imam Mahdi ala Minhajin Nubuwah al Khilafah melalui jejaring media sosial. Dia membuat lima akun dengan nama yang berbeda beda. “Bahkan sang Imam Mahdi ini dalam salah satu akun pribadinya mengaku sebagai keturunan nabi dan bergelar habib,” kata, Amas Senin, 20 April 2020.
3. Undangan Bertemu Imam Mahdi di Depok pada 2019
Pada 2019, masyarakat Depok, Jawa Barat, dihebohkan dengan undangan digital via WhatsApp. Undangan terbuka itu berisi ajakan kepada masyarakat untuk bertemu Imam Mahdi. Undangan tersebut berlatar hijau, datang dari sebuah perkumpulan yang mengatasnamakan Keluarga Besar Trisula Weda Indonesia. Isinya, masyarakat seluruh Indonesia diajak untuk menghadiri open house halal bi halal idul fitri 1440 H yang akan dihadiri langsung oleh Sang Pembaharu alias Imam Mahdi.
Tempo menyambangi alamat dalam undangan. Seorang jemaah, Mahfuzi, mengatakan guru besar atau yang disebutnya sebagai Sang Pembaharu itu adalah bernama Winardi bin Sukirno. “Ya kami meyakini pimpinan kita itu Imam Mahdi, sebagai guru, pemimpin kami, petunjuk kami ke dalam masalah ilmu keagamaan yang sebenar-benarnya,” kata Mahfuzi, Rabu malam 29 Mei 2019. Sementara itu, Winardi mengklaim, alasan dirinya mengaku sebagai Imam Mahdi karena diberikan petunjuk oleh Allah SWT. “Karena Allah yang menghendaki, Allah yang memberi,” kata Winardi.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Depok Ahmad Dimyati Badruzzaman mengatakan, kegiatan Trisula Weda Indonesia pimpinan Winardi yang mengaku sebagai Imam Mahdi adalah sesat. “Berdasarkan hasil musyawarah atau tabayyun dengan dasar Alquran dan hadis, maka perlu ditegaskan Trisula Weda itu sesat,” kata Dimyati usai musyawarah di kantor Kecamatan Sawangan, Rabu malam, 29 Mei 2019. “Kami sudah meminta Winardi bertaubat dan gelar Imam Mahdi dihapus dan muridnya jangan menganggap Imam Mahdi lagi,” ujarnya.
4. Himpass Zubair Mengaku Imam Mahdi 2015
Pada 2015, pimpinan Himpass Zubair bersama pengikutnya ditangkap di Mekah lantaran mengaku sebagai Imam Mahdi. Sebelas orang Warga Negara Indonesia atau WNI itu ditahan setelah melakukan salat Idul Fitri pada Sabtu, 18 Juli 2015, di depan Kabah. Padahal jadwal, salat Idul Fitri di Saudi kala itu jatuh sehari sebelumnya.
Mereka melaksanakan ritual salat di maqom Ibrahim dalam formasi lingkaran dengan pemimpin mereka berada di tengah. Tindakan mereka dinilai mengganggu jemaah yang sedang tawaf, sehingga dilaporkan ke polisi. Kepolisian Masjidil Haram meminta mereka bubar tapi rombongan itu menolak sehingga akhirnya mereka ditangkap.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.