Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Soal Pembakaran Bendera, Sandiaga Minta Masyarakat Tenang

Sandiaga tak mau banyak berkomentar terkait pembakaran bendera di Garut karena khawatir malah menimbulkan kegaduhan.

23 Oktober 2018 | 11.43 WIB

Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengunjungi kampung batik di salah satu sentra batik Pesindon, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa 25 September 2018. Dalam kunjungannya tersebut Sandiaga Uno menyampaikan harapannya agar pemasaran produk batik Pekalongan mendapat perhatian lebih dari kemitraan pemerintah dengan badan usaha setidaknya partisipasi sebanyak 20 persen dari pemerintah dan 80 persen dari pengusaha sehingga dapat dibuka lapangan usaha untuk perajin batik setempat. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Perbesar
Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengunjungi kampung batik di salah satu sentra batik Pesindon, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa 25 September 2018. Dalam kunjungannya tersebut Sandiaga Uno menyampaikan harapannya agar pemasaran produk batik Pekalongan mendapat perhatian lebih dari kemitraan pemerintah dengan badan usaha setidaknya partisipasi sebanyak 20 persen dari pemerintah dan 80 persen dari pengusaha sehingga dapat dibuka lapangan usaha untuk perajin batik setempat. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa pembakaran bendera tauhid atau bendera hitam bertuliskan aksara Arab dengan kalimat tauhid di Garut, Jawa Barat, memunculkan reaksi yang beragam di kalangan masyarakat. Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, mengimbau warga tak terprovokasi oleh kejadian itu.

Baca: Tanggapan MUI Soal Video Pembakaran Bendera

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Saya minta masyarakat tetap tenang," kata Sandiaga saat ditemui awak media di Lapangan Bulungan, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sandiaga mengatakan telah mendengar kabar sensitif mengenai peristiwa pembakaran bendera tersebut. Aksi ini terekam dalam sebuah video berdurasi lebih-kurang 02.05 menit yang viral di media sosial. Dalam video itu, tampak belasan orang berseragam Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU).

Seorang yang diduga anggota Banser memegang bendera bertuliskan kalimat tauhid. Sedangkan yang lainnya berkumpul untuk berbarengan menyulut api. Api itu makin membesar dan cepat membakar bendera karena dipantik dengan koran-koran yang dibakar.

Orang-orang dalam video ini lantas menyanyikan lagu NU. Sedangkan seorang lainnya mengibarkan bendera merah-putih. Ukuran bendera itu cukup besar.

Baca: Pembakaran Bendera Tauhid, Maarif Institute Minta Warga Bijak

Terhadap kejadian yang ramai dibincangkan dari mulut ke mulut ini, Sandiaga emoh berkomentar. Ia khawatir pernyataannya soal bendera justru bakal menimbulkan kegaduhan. Lagi pula, kata dia, isu pembakaran bendera bertuliskan tauhid bukan isu utama yang digaungkan kubunya untuk berkampanye.

"Semua cool saja, sejuk, jangan menambah statement yang malah tambah membuat panas. Saya gak mau menambah panas suasana," ujar Sandiaga, menambahkan. Ia menyerahkan hal itu ke aparat hukum. Sedangkan masyarakat, ujar Sandiaga, bakal memiliki penilaian masing-masing.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus