Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Sudah 9 Hari Belum Ada Tersangka, Keluarga Korban Penembakan 3 Polisi di Lampung Tuntut Keadilan

Keluarga tiga polisi yang tewas ditembak saat bertugas membubarkan judi sabung ayam di Lampung menemui advokat Hotman Paris.

25 Maret 2025 | 12.37 WIB

Konferensi pers para istri dan keluarga dari 3 polisi yang ditembak saat gerebek judi sabung ayam di Way Kanan Lampung, bersama pengacara Hotman Paris di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa, 25 Maret 2025. TEMPO/Intan Setiawanty
Perbesar
Konferensi pers para istri dan keluarga dari 3 polisi yang ditembak saat gerebek judi sabung ayam di Way Kanan Lampung, bersama pengacara Hotman Paris di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa, 25 Maret 2025. TEMPO/Intan Setiawanty

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga tiga polisi yang tewas ditembak saat bertugas membubarkan judi sabung ayam di Lampung mendatangi Jakarta untuk mencari keadilan. Mereka datang menemui advokat Hotman Paris lantaran menyesalkan belum ada penetapan tersangka meski pelaku telah mengaku.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sembilan hari kok belum ada tersangka. Padahal sudah mengaku dia menembak,” kata pengacara Hotman Paris dalam konferensi pers di Kelapa Gading, Selasa, 25 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Keluarga korban merasa kebingungan mencari kejelasan kasus ini. Sabila Aina Sulistya, putri Kapolsek Negara Batin AKP Lusianto, mengatakan mereka hanya bisa mencari tahu lewat media sosial. “Kami tidak tahu harus bertanya ke siapa,” ujarnya dengan suara bergetar sambil menangis.

Keluarga meminta proses hukum berjalan transparan. “Kami sangat mohon sekali kalau bisa sidangnya terbuka, disaksikan di TV dan media nasional,” kata Sabila.

Hotman Paris mengaku telah mengirim video tangisan keluarga korban ke sejumlah petinggi negara, termasuk Istana dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. “No viral, no justice,” kata Hotman.

Hotman menyebut, saat ini ada 2 keluarga almarhum yang sudah menandatangani kuasa pendampingan hukum, yakni keluarga Kapolsek Negara Batin Lusiyanto dan Briptu Ghalib. Sementara keluarga Aipda Petrus menyusul.

Insiden penggerebekan judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung berakhir tragis. Tiga anggota kepolisian tewas tertembak saat membubarkan tempat perjudian, yang diduga milik dua orang anggota TNI itu. Ketiganya adalah Kapolsek Negara Batin AKP (anumerta) Lusiyanto, Aipda (anumerta) Petrus, dan Briptu (anumerta) Ghalib.

Kapolda Lampung Inspektur Jenderal Helmy Santika mengatakan pihaknya sejauh ini telah memeriksa 16 saksi dalam perkara penembakan tersebut. Terungkap ada 13 polisi lain yang ikut dalam penggerebekan lokasi perjudian sabung ayam itu, yang turut diperiksa sebagai saksi. Ketiga belas polisi itu merupakan tim gabungan yang berasal dari Polres Way Kanan, Satuan Samapta, dan Polsek Negara Batin.

Empat saksi dari polisi, kata Helmy, menyatakan pelaku menggunakan senjata laras panjang dalam insiden penembakan yang menewaskan tiga polisi tersebut. "Empat orang saksi melihat bahwa pelaku melakukan penembakan dengan menggunakan senjata laras panjang," kata Helmy, Rabu, 19 Maret 2025.

Namun, polisi masih menyelidiki lebih lanjut kronologi pasti kejadian itu, termasuk apakah ada baku tembak atau petugas ditembak lebih dulu saat hendak melakukan penggerebekan. “Ini yang perlu kami luruskan,” ujar Kapolda.

Selain itu, polisi juga masih mendalami apakah ada lebih dari tiga orang yang menggunakan senjata dalam peristiwa ini. Sebab, terdapat tiga jenis kaliber peluru yang ditemukan di lokasi kejadian. “Belum tahu,” ucap Helmy saat ditanya mengenai kemungkinan pelaku lebih dari satu orang.

Dalam peristiwa ini, Polda Lampung membagi penyelidikan menjadi dua klaster, yakni dugaan tindak pidana perjudian dan insiden penembakan terhadap petugas saat bertugas. Pada perkara perjudian, polisi telah menetapkan seorang tersangka dan masih membuka kemungkinan penambahan tersangka lainnya.

“Untuk perjudian, kami sudah melakukan penindakan terhadap sejumlah barang bukti dari TKP, baik itu uang tunai Rp 21 juta maupun peralatan yang digunakan,” kata dia.

Saat ini, salah satu tersangka yang sudah diamankan berinisial Z, yang merupakan warga sipil dan juga pemain dalam judi sabung ayam tersebut. “Keberadaannya di TKP sudah jelas. Antara pengakuan dan keterangan saksi lainnya clear,” tuturnya.

Adapun proses penyelidikan insiden penembakan itu, lanjut Helmy, polisi menerapkan Scientific Crime Investigation.  Polda Lampung telah melibatkan tim laboratorium forensik untuk menganalisis arah tembakan serta dokter forensik guna memastikan jenis luka yang menyebabkan kematian para korban.

Selain itu, penyidik juga mengambil swap residu jelaga dari pelaku guna membuktikan siapa saja yang menggunakan senjata api dalam insiden tersebut. “Semua proses penyidikan ini harus berdasarkan Scientific Crime Investigation,” ucap Kapolda.

Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal Ujang Darwis menyatakan dua anggota TNI AD yang diduga terlibat dalam penembakan tiga anggota Polres Way Kanan masih berstatus saksi. Kedua prajurit itu, Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah, sudah ditahan sejak Senin, 17 Maret 2025, tapi status hukumnya belum berubah. “Jadi, dua orang oknum (prajurit TNI AD) itu statusnya sekarang masih sebagai saksi ya,” kata Ujang.

Intan Setiawanty

Memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2023. Alumni Program Studi Sastra Prancis Universitas Indonesia ini menulis berita hiburan, khususnya musik dan selebritas, pendidikan, dan hukum kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus