Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Sukatani Akhirnya Buka Suara Soal Intimidasi sampai Tawaran Jadi Duta Polri

Sukatani yang lagunya 'Bayar Bayar Bayar' mengkritik polisi hingga muncul dugaan mereka diintimidasi sejumlah anggota polisi, akhirnya buka suara

2 Maret 2025 | 15.19 WIB

Duo band Sukatani. Dok Nois Are Sip!
Perbesar
Duo band Sukatani. Dok Nois Are Sip!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Grup band punk Sukatani asal Purbalingga, yang lagunya 'Bayar Bayar Bayar' mengkritik polisi hingga muncul dugaan mereka diintimidasi sejumlah anggota Polda Jawa Tengah untuk minta maaf dan menarik lagu tersebut dari semua platform, akhirnya buka suara setelah bungkam cukup lama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan pertamanya setelah muncul video permintaan maaf yang viral pada 20 Februari 2025 itu, berisi pengakuan bahwa mereka menerima intimidasi dari polisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bahkan intimidasi itu sudah ada sejak Juli 2024. "Hallo kawan-kawan, mau mengabarkan bahwa kami dalam keadaan baik namun masih dalam proses recovery, pasca kejadian bertubi-tubi yang selama ini kami hadapi sejak Juli 2024 lalu," demikian tertulis dalam unggahan akun Instagram @sukatani.band, pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Sejak pertengahan 2024 itu, Sukatani terus-menerus mendapat intimidasi karena lagunya dianggap menghina institusi kepolisian. "Tekanan dan intimidasi dari kepolisian terus kami dapatkan, hingga akhirnya video klarifikasi atas lagu yang berjudul 'Bayar Bayar Bayar' kami unggah melalui media sosial," kata mereka. 

Band Sukatani menyebut, tekanan itu membuat mereka mengalami berbagai kerugian, baik secara materiel maupun nonmateriel. Akan tetapi, mereka merasa kuat dan tak menyerah lantaran menerima banyak dukungan dari masyarakat. "Dengan adanya dukungan dan solidaritas kawan-kawan, membuat kami semakin kuat dan tidak menyerah."

Personel Sukatani mengucapkan rasa terima kasihnya karena dukungan dan solidaritas itu membuat mereka yakin bahwa mereka tidak sendirian. Kini Sukatani juga telah didampingi oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang.

"Saat ini kami menambah satu kekuatan baru, kami akan berjalan bersama dengan LBH Semarang. Sampai jumpa di pentas-pentas berikutnya," kata mereka.

Pertama Kali Sukatani Tampilkan Wajahnya

Band Sukatani selalu memakai tutup muka saat pentas dengan nama panggung Twister Angel dan Alectroguy. Mereka tidak pernah membuka jati dirinya sampai muncul video permintaan maaf yang menampilkan wajah asli mereka.

Mereka akhirnya muncul dengan  jati diri mereka, Muhammad Syifa Al Lufti dan Novi Citra Indriyati, ketika muncul dalam video permintaan maaf dan penarikan lagu Bayar, Bayar, bayar tersebut.

Banyak phak menduga mereka berada di bawah tekanan polisi ketika membuat video tersebut. Namun hal itu dibantah oleh Polda Jawa Tengah, yang kemudian memeriksa empat anggota Direktorat Reserse Siber yang diduga mengintimidasi Sukatani.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Artanto, mengatakan, pemeriksaan dari Propam Polda Jateng mewakili Divisi Propam Mabes Polri menyatakan tidak ada intimidasi. "Hasilnya: pemeriksaan clear, anggota profesional dalam tugasnya dan sesuai tupoksinya," kata Artanto saat dikonfirmasi Sabtu, 22 Februari 2025.

Namun pemeriksaan itu tidak melibatkan Sukatani sebagai terduga korban intimidasi.

Menurut laporan Tempo edisi 26 Februari 2025 "Mengapa Penangkapan Personel Band SUkatani Melanggar Hukum", kedua awak band punk itu ditangkap saat mereka di Banyuwangi, Jawa Timur, dalam perjalanan pulang ke Purbalingga pada Kamis, 20 Februari 2025.

Tolak jadi Duta Polri

Band punk Sukatani menolak keras tawaran Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar mereka menjadi duta Polri. Penolakan ini disampaikan personel Sukatani melalui unggahan akun Instagram mereka @sukatani.band pada Sabtu, 1 Maret 2025. 

"Kepada Sukatani, tawaran menjadi duta polisi dari Kapolri, dengan itu kami menolak dengan tegas tawaran menjadi duta kepolisian tersebut," kata band Sukatani lewat unggahan tersebut.

Kapolri LIstyo Sigit sebelumnya mengajak band punk Sukatani menjadi duta Polri untuk perbaikan institusi, serta mencegah terjadinya perilaku menyimpang seluruh personel. Listyo Sigit berharap band Sukatani berkenan menjadi duta atau juri untuk institusi Polri.

"Nanti kalau band Sukatani berkenan, akan kami jadikan juri atau band duta untuk Polri terus membangun kritik demi koreksi dan perbaikan terhadap institusi," kata LIstyo Sigit dalam keterangan resminya, Ahad, 23 Februari 2025.

Listyo Sigit mengklaim bahwa Polri bukanlah institusi yang antikritik. Korps Bhayangkara saat ini, kata Sigit, menerima dan terbuka dengan seluruh bentuk saran serta masukan. 

"Ini bagian dari komitmen kami untuk terus berbenah menjadi organisasi yang bisa betul-betul adaptif menerima koreksi, untuk bisa menjadi organisasi modern yang terus melakukan perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik," ucap dia. 

Kapolri juga memastikan tidak pernah melarang atau membungkam siapapun yang menyalurkan hak kebebasan berekspresi. Dia mengatakan, di bawah kepemimpinannya, Polri menggelar beberapa kegiatan agar publik menyalurkan pendapat serta ekspresinya untuk mengkritisi Polri, seperti lomba orasi, mural hingga stand up comedy.

Dia menyebut, kritik bisa menjadi bahan refleksi untuk membangun Korps Bhayangkara menjadi lebih baik serta semakin dicintai oleh masyarakat. "Bagi kami, kritik terhadap Polri menjadi bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi Polri," tuturnya.

Eka Yudha Saputra, Jihan Ristiyanti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus