Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Yudha menyusul arie hanggara

Yudha arnoldi, 2,5, meninggal dianiaya ayahnya,her mansyah johan,32,di perum pondok rejeki kota bumi, tangerang.yudha dipukul dan diinjak-injak di depan ibu kandungnya,kusrini. kini hermansyah ditahan.

11 Agustus 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI surga, kalau saja Arie Hanggara bisa menyaksikan, mungkin ia akan menitikkan air mata. Kisah anak kelas I SD yang tewas di tangan ayahnya itu kini terulang. Di Perum Pondok Rejeki Kota Bumi, Tangerang, Minggu malam pekan lalu, Yudha Arnoldi, 5 tahun, menghadap Tuhan setelah dipukui ayah kandungnya, Hermansyah Johan, 32 tahun. Penyiksaan Arie Hanggara terjadi di depan ibu tirinya, sedangkan kematian Yudha lebih tragis lagi. Anak itu -- kalau pengakuan orangtuanya di polisi benar -- dipukul dan diinjak-injak ayahnya justru di hadapan ibu kandungnya sendiri, Kustrini, 27 tahun. Lebih lagi, penyiksaan itu terjadi gara-gara keberangan si ibu kandung yang memang sejak dulu tak senang kepada anak itu. Semua bermula ketika Kustrini menyambut suaminya pulang lembur dengan muka cemberut. "Ini si Yudha tidak mau ngomong lagi sama saya," katanya. Memang Yudha punya kebiasaan ngambek (mendiamkan) ibunya bila ia dimarahi. Ayah empat anak itu mencoba membujuk istrinya. Tapi tak mempan. "Saya tidak senang kalau Yudha ada di sini," Kustrini menimpali lagi. Maka, Hermansyah memanggil Yudha dan menyuruhnya untuk berbicara kepada ibunya. Hermansyah masih belum puas meski Yudha sudah menjawab, "Iya, Pa." Herman membopongnya ke dekat pompa air dan menampar anak itu berkali-kali. Tapi penyiksaan itu nampaknya belum memuaskan Kustrini. Herman jadi kalap. Dengan bersemangat, ia meninju dada bocah kecil itu hingga terjengkang. Lantas lelaki itu menginjak punggung darah dagingnya itu. Ketika Yudha terkapar tanpa daya, barulah pasangan itu panik. Mereka berusaha memberi minum kopi dan membalurkan minyak kayu putih dan alkohol di sekujur tubuh bocah itu. Tapi usaha itu sia-sia belaka. Akhirnya Herman memakaikan baju pada anaknya, yang sejak semula telanjang bulat. Herman mengusulkan membawa ke RSU Tangerang, tapi Kustrini tak setuju. Akhirnya mereka mendiamkan anak itu hingga ketiduran. Menurut Herman, pada pukul 02.30 pagi -- ketika ia berniat buang air kecil -- ia mendapatkan Yudha sudah terbujur kaku. Keruan saja lulusan STM ini memanggil para tetangga dan mengatakan bahwa Yudha meninggal akibat sakit panas dan kejang. Namun, para tetangga tak percaya. Sebab, selama ini, mereka melihat perlakuan pasangan itu kepada Yudha berlainan dengan kepada ketiga anaknya yang lain. Sejak lahir, Yudha memang dipelihara oleh Bapak dan Ibu Djumadi orangtua Kustrisli. "Ia kami rawat sejak lahir, karena kasihan Kustrini kerepotan," kata Djumadi kepada Ivan Haris dari TEMPO. Sewaktu anak keempat Herman lahir, Yudha diambil lagi oleh orangtuanya. Sejak itulah azab merundung bocah itu. Menurut beberapa tetangganya,. Yudha sering dikurung, dipukul, dan tubuhnya menjadi kurus. Bahkan, seminggu sebelum peristiwa tersebut, Djumadi curiga ketika menengok cucunya itu, karena Yudha mengeluh dada dan kepalanya sakit. "Kami berbicara kepada Ibu dan Bapak di RT untuk menolong mengawasi Yudha." Itulah sebabnya, seusai pemakaman Yudha, Senin siang, warga dan Ketua RT Joko Sartono mempertanyakan penyebab kematian anak itu. Akhirnya, di depan Joko dan warga, Herman mengaku menganiaya anaknya itu. Malam itu juga, pasangan Herman -- yang "kabur" ke rumah salah seorang keluarganya di Utan Kayu -- disergap Polres Metro Tangerang. Empat hari setelah pemakaman Yudha kuburnya dibongkar oleh Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum UI. Menurut dr. Mun'im Idries -- yang langsung mengotopsi di area tersebut -- kematian Yudha terkesan karena kekerasan benda tumpul pada bagian punggung kanan korban -- injakan kaki ayahnya. Akibatnya empat tulang iga punggung bagian kanan menusuk paru-paru korban hingga robek. Mun'im memperkirakan Yudha meninggal malam itu pada pukul 19.00. Kini, Herman meringkuk di tahanan Polres Metro Tangerang. Istrinya masih dibolehkan tinggal di rumah mertuanya karena masih menyusui anak bungsunya. Dan Yudha? Mungkin ia sudah damai bersama rekannya, Arie Hanggara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus