Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berawal Iseng, Dapat Modal dari BRI, Ibad Sukses Bisnis Kerupuk Daun Bambu

Ibad melibatkan para ibu di kampungnya sehingga membentuk kelompok wanita Motekar klaster. Kini, usaha kerupuk bambu terus berkembang.

2 Januari 2023 | 18.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO BISNIS – Bisnis pada hakikatnya harus terencana dan sistematis. Tapi terkadang ada sebagian orang yang sukses membangun bisnis karena berawal dari keisengan, contohnya bisnis kerupuk daun bambu milik Ibad Badriah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perempuan 43 tahun ini bercerita telah terbiasa membuat kerupuk dari berbagai bahan. Suatu ketika, pikirannya mulai iseng ingin memanfaatkan daun bambu sebagai bahan dasar kerupuk, karena daun tersebut melimpah di lingkungannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Niat ini mendapat dukungan temannya, seorang pengusaha bambu. Menurut sang teman, kerupuk daun bambu pasti menarik dan unik. Berkat dukungan dari sang teman, Ibad akhirnya melakukan uji coba membuat kerupuk daun bambu. Setelah beberapa kali mencoba, memberanikan diri memberikan tester kerupuk tersebut kepada orang-orang sekitar.

“Saya bikin dulu tester sample, terus saya cobain ke teman-teman. Mereka bilang kerupuknya enak. Nah, sebelumnya saya membuat kerupuk daun bambu ini pakai ampasnya, cuma nggak cocok. Terus pake sari daun bambu dan cocok,” ujarnya

Dari 1 kg bahan baku sari daun bambu hanya dipakai untuk 2 kg tepung kanji. Tujuannya agar aroma daun bambu lebih terasa. Seiring berjalannya waktu dan dukungan dari teman-teman serta keluarga, akhirnya Ibad memberanikan diri membuka usaha kerupuk daun bambu.

Ibad tak ingin sukses sendiri, perempuan ini merangkul ibu-ibu di sekitar agar mereka mendapatkan penghasilan dan bisa mandiri dan tak bergantung dari penghasilan suami. Pada tahun 2021, kelompok Wanita Motekar klaster usaha kerupuk daun bambu resmi berdiri. Ibad menjadi ketua kelompok yang berlokasi di Kampung Tangan-Tangan RT 02, Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.

Meskipun produksi usaha kerupuk daun bambu masih sedikit, tapi setidaknya, kata Ibad, para ibu bisa mendapatkan penghasilan. Selain itu, menjadi lebih produktif.

Mendapatkan Pinjaman BRI

Bisnis Ibad akhirnya memiliki peluang berkembang. Dia mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 50 juta dari BRI. Kebetulan, Ibad memang sudah menjadi nasabah BRI sejak 2018.

Dalam proses menjalankan usaha memang tidak mudah, selalu ada kerikil kecil jadi penghalang. Menurut Ibad, ada yang mengejek produk kerupuk daun bambu. Namun, Ibad dan kelompoknya tak menyerah. Setelah produk kerupuk daun bambunya dikenal masyarakat, Kelompok Wanita Motekar klaster usaha kerupuk daun bambu kembali mendapatkan bantuan dari BRI. Kali ini berupa peralatan produksi dengan nominal Rp 70 juta. “Mulai dikenal, saya dapat bantuan dari BRI, berupa peralatan Rp 70 juta,” kata Ibad.

Ia sangat bersyukur, berkat bantuan dari BRI bisa memproduksi kerupuk daun bambu lebih banyak lagi. Meski masih ada penghalang lain yakni lokasi produksi. Selama ini produksi masih dilakukan di rumah pribadi milik Ibad.

Tak sebatas bantuan dana dan peralatan, kelompok usaha Ibad juga sering mendapatkan pelatihan dari BRI mengenai pengemasan produk dan pemasaran. Ke depan, Ibad berharap bisa meningkatkan produksi dan pemasaran kerupuk daun bambu kelolaannya. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus