Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keliling Pecinan Jelang Imlek, Ganjar Salat Jumat di Masjid Peninggalan Diponegoro

Tiga lokasi di kawasan Pecinan, Semarang, menjadi pilihan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berkeliling menjelang Imlek 2020.

24 Januari 2020 | 19.34 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkeliling ke kawasan pecinan Semarang pada Jumat, 24 Januari 2020.
Perbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkeliling ke kawasan pecinan Semarang pada Jumat, 24 Januari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL — Tiga lokasi di kawasan Pecinan, Semarang, menjadi pilihan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berkeliling menjelang Imlek 2020, pada Jumat, 24 Januari 2020. Lokasi itu yakni rumah kopi legendaris Dharmo Boutique Roastery, Masjid Ann Nur Diponegoro, dan Gedung Perkumpulan Sosial Rasa Darma.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Keliling diawali dengan mengunjungi Dharmo Boutique Roastery di Jalan Wotgandul Barat Nomor 14 Kranggan Kota Semarang. Di tempat itu, Ganjar mencicipi secangkir kopi. Pada zaman Hindia Belanda dulu, rumah kopi ini satu-satunya yang dimiliki orang non Eropa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Rumah yang menjual berbagai kopi dari seluruh Indonesia ini ditinggali pewaris generasi ketiga Widayat Basuki Dharmowiyono (73). Di tempat itu, Ganjar berkeliling melihat mesin giling kopi tua yang sudah berusia 102 tahun. 

“Ini kalau dijadikan kafe bisa bagus, mesin-mesin tua daripada berkarat dan ndongkrok bisa direstorasi jadi ornamen sejarah, pasti keren,” katanya. 

Memasuki salat Jumat, Ganjar dan rombongan kemudian menuju Masjid An Nur Diponegoro. Bangunan kecil di dalam Kampung Menyanan Kecil ini adalah satu-satunya masjid di kawasan pecinan. Namanya dilekati dengan Diponegoro karena konon pernah digunakan Pangeran Diponegoro pada tahun 1800-an untuk bersembunyi.

Meski berada di tengah-tengah komunitas bukan muslim, masjid ini tetap berdiri dengan nyaman. Keberadaannya sangat membantu orang-orang muslim yang sehari-hari bekerja di Pecinan. Kehadiran Ganjar di masjid padat penduduk itu pun tak pelak menyedot perhatian jemaah. Maklum masjid berukuran 25 x 10 meter itu jarang dikunjungi pejabat. 

Usai salat Jumat, Ganjar lalu mengunjungi gedung Perkoempoelan Sosial Rasa Dharma atau Boen Hian Tong di Jalan Gang Pinggir. Ganjar disambut Haryanto Halim, Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Wisata (Kopisemawis).

Halim menjelaskan, perkumpulan tersebut berdiri sejak 1876 dengan nafas sastra dan kebudayaan yang lekat. Kini menjadi tempat berkumpul orang tionghoa dari beragam kalangan. Menariknya, pengurus Rasa Darma kini juga diisi orang-orang muslim.

“Sejak ada Sinchi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) di sini, sajian makan yang mengandung babi dihilangkan, diganti kambing dan ayam, jadi semua halal untuk umat muslim,” kata Halim.

Untuk membuktikannya, Halim mengajak Ganjar makan bersama. Acara makan itu merupakan tradisi warga Pecinan Semarang menjelang Tahun Baru Imlek.

Sebelum pamit, Ganjar sempat ngevlog ucapan Selamat Tahun Baru Imlek bersama pengurus Rasa Dharma. “Selamat Imlek ya, Sin Chun Kiong Hi!,” kata Ganjar yang artinya kira-kira ‘Selamat menyambut musim semi yang baru’. (*)

Bahasa Prodik

Bahasa Prodik

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus