Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Sekretaris Jenderal MPR RI, Ma’ruf Cahyono, mengungkapkan bahwa generasi muda Indonesia saat ini dan ke depan mesti lebih memahami kembali nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan. Sebab, pascareformasi bergulir ada gambaran kekhawatiran bangsa tentang keindonesiaan terutama internalisasi pemahaman Pancasila dan wawasan kebangsaaan yang hilang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di momen tersebut, dijelaskan bahwa Eka Prasetya Pancakarsa yang dibentuk dengan TAP MPR No.II Tahun 1978 sudah tidak ada, BP7 dibubarkan dan seluruh perangkat yang terkait dengan TAP tersebut sudah tidak ada lagi sejak tahun 1999 sampai 2009.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Cukup lama vakum. Sehingga ada sesuatu yang terputus, yakni metode menginternalkan Pancasila itu hilang, sehingga hampir sekian tahun generasi muda tidak mendapatkan pemahanan nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan,” katanya saat menjadi keynote speech Dialog Wawasan Kebangsaan dalam rangka Dies Natalis ke-56 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang dihadiri ratusan peserta civitas akademika, mahasiswa, dan alumni Unsoed, di Aula Justitia 3 Fakultas Hukum Unsoed, Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat, 20 September 2019.
“Pertanyaan besarnya adalah kenapa hal itu (hilangnya internalisasi Pancasila dan wawasan kebangsaan) sampai terjadi. Itu yang mesti direnungkan semua pihak terutama generasi muda,” ujarnya.
Padahal, lanjut Ma’ruf, pemahaman wawasan kebangsaan sangat penting. Wawasan kebangsaan adalah satu cara bangsa ini dan satu cara pandang bangsa ini untuk meraih cita-cita, yakni cita-cita kemerdekaan Indonesia yang tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. “Sekali lagi, generasi muda mesti memahami betapa pentingnya pemahaman wawasan kebangsaan,” katanya.
Ma’ruf menekankan, sangat disayangkan apabila sebagai generasi muda kehilangan aspek kognisi atau pengetahuan dan pemahaman Pancasila serta wawasan kebangsaan. Jika itu terjadi bagaimana generasi muda akan bergerak kepada aspek selanjutnya, yakni aspek afeksi sikap dan kesadaran, belum lagi dalam tataran implementasi di kehidupan sehari-hari.
Ditegaskan Ma’ruf, semua hal tersebut adalah pekerjaan rumah dan tanggung jawab semua anak bangsa terutama generasi muda. “Mereka harus paham lalu cepat mengambil peran agar nilai-nilai Pancasila yang bangsa ini semua yakini sebagai ideologi itu dan wawasan kebangsaan jangan sampai surut dan menghilang,” ujar Ma’ruf.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unsoed Prof. Suwarto, mengatakan bahwa pemahaman wawasan kebangsaan mesti terus ditanamkan kepada rakyat Indonesia, terutama generasi muda sebagai pemegang tampuk kepemimpinan bangsa di masa depan.
“Penanaman wawasan kebangsaan adalah tanggung jawab kita semua sebagai anak bangsa termasuk para civitas akademika di perguruan tinggi kepada generasi muda, yakni para mahasiswa, sebab merekalah nanti yang akan memegang tampuk kepemimpinan di negeri ini nanti,” ujarnya. (*)