Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemprov Jabar Komitmen Lestarikan Permainan Tradisional

Permainan tradisional tersebut dapat menguatkan kebudayaan lokal karena mengandung nilai-nilai kedaerahan.

7 Oktober 2019 | 18.38 WIB

Gubernur Jabar Ridwan Kami saat menghadiri acara Riksa Budaya Tematik pada  Pekan Kebudayaan Jabar 2019 di Desa Cibuluh, Kabupaten Subang pada Senin, 7 Oktober 2019.
Perbesar
Gubernur Jabar Ridwan Kami saat menghadiri acara Riksa Budaya Tematik pada Pekan Kebudayaan Jabar 2019 di Desa Cibuluh, Kabupaten Subang pada Senin, 7 Oktober 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO JABAR — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berkomitmen melestarikan permainan tradisional khas Tanah Pasundan, seperti kolecer, lempar sarung, dan menari. Permainan tradisional tersebut dapat menguatkan kebudayaan lokal karena mengandung nilai-nilai kedaerahan.

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengatakan hal tersebut saat menghadiri Riksa Budaya Tematik dengan tema "Olahraga Tradisional dan Permainan Rakyat" pada Pekan Kebudayaan Jabar 2019 di Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjung Siang, Kabupaten Subang, Senin, 7 Oktober 2019.

“Ini bagian dari komitmen Pemdaprov Jabar bersama DPRD untuk menguatkan kebudayaan lokal. Apalagi, kita tahu, sekarang anak-anak serba digital. Mainannya cuma jempol, tidak ada nilai filosofi dan motorik, kebersamaan,” kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Pada acara tersebut, sebanyak 1.170 siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Subang memainkan kolecer secara bersamaan. Hal tersebut tercatat dalam Record Holders Republic sebagai permainan kolecer terbanyak di dunia.

Menurut Emil, pemecahan rekor tersebut bertujuan untuk mengenalkan kembali kolecer dan permainan tradisional Jabar lainnya. Saat ini, ada sekira 300 permainan tradisional yang tersebar di seluruh wilayah Jabar. “Ada kolecer, lempar sarung, menari, dan lainnya. Sebenarnya bukan masalah pecah rekor, itu hanya simbol, tujuannya agar orang memerhatikan,” katanya.

Dengan melestarikan permainan tradisional, Emil optimistis banyak wisatawan baik nasional maupun mancanegara tertarik untuk datang ke desa-desa wisata di Jabar. Jika jumlah wisatawan terus menanjak, kesejahteraan masyarakat desa di Jabar tentu meningkat. “Inilah pariwisata inklusif yang dapat dirasakan masyarakat. Orang datang menikmati budayanya. Orang datang menginap di rumah warga. Menikmati keindahan Subang. Mudah-mudahan ini jadi percontohan agar menjadi tempat terbaik di Jabar,” ujar Emil.

Sementara itu, Bupati Subang Ruhimat, mengatakan bahwa kegiatan tersebut dapat menumbuhkan semangat dan motivasi masyarakat untuk melestarikan serta mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal di Kabupaten Subang.

“Seni budaya akan jadi budaya solusi yang tepat untuk pengembangan budaya di masa depan. Khususnya masyarakat Kabupaten Subang dalam menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal,” ucap Ruhimat. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Bahasa Prodik

Bahasa Prodik

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus