Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO JABAR-- Pemerintah melalui PT Pelindo II tengah membangun Kanal Cikarang - Bekasi - Laut (CBL) di dry port Cikarang. Melalui Kanal ini maka peti kemas akan diangkut oleh kapal tongkang hingga ke Cikarang dari pelabuhan Tanjung Priuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembangunan Kanal CBL berbiaya Rp 3,6 triliun ini diperkirakan akan mampu menampung arus peti kemas hingga 3 juta TEUs per tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjabat Gubernur Jawa Barat M Iriawan meninjau pembangunan Kanal CBL di Babelan, Kabupaten Bekasi pada Senin, 13 Agustus 2018. Ia berharap, titik pemindahan peti kemas dari kapal tongkang ke truk pada kanal Cikarang - Bekasi - Laut (CBL) yang berada di dry port Cikarang akan menekan logistik cost agar lebih murah.
"Kita inginnya sih idealnya 25 Km ke dalam lagi mudah-mudahan tahap berikutnya bisa terealisasi," kata Iriawan usai meninjau lokasi kanal CBL di Babelan, Kabupaten Bekasi.
PT Pelindo II selaku leading sektor pembangunan kanal CBL sepanjang 40 Km merencanakan titik bongkar muat peti kemas berada di Km 19.
Menurut Iriawan, di titik tersebut truk pengangkut peti kemas masih cukup jauh untuk sampai ke tempat perusahaannya yang berada di kawasan Cikarang, Karawang dan sekitarnya. Hal ini menyebabkan pengguna jasa harus mengeluarkan biaya lagi karena kembali menggunakan jalur darat.
"Ini mesti dihitung betul supaya biayanya tidak lebih besar atau jangan sama dengan biaya menggunakan truk ke jalan raya, karena kalau biayanya sama saja mereka akan pilih pake truk," ujarnya.
Namun, bila tidak memungkinkan dari segi teknis, tambah Iriawan, bongkar muat di km 19 pun sudah cukup baik karena bisa menampung ratusan peti kemas yang akan di distribusikan ke 1600-an industri di kawasan Cikarang dan sekitarnya.
"Sampai Km 19 pun sudah cukup memang, bisa menampung ratusan peti kemas. Intinya kalau lewat kanal CBL harus lebih murah agar dipilih oleh pengguna jasa. Prinsipnya kita akan lakukan upaya maksimal sesuai dengan kewenangan daerah agar cepat selesai," kata Iriawan.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya menuturkan, pihaknya terbuka menerima usulan dari pihak manapun terkait pembangunan Kanal CBL. Menurutnya, dipilihnya Km 19 karena merupakan batas kanal yang debit airnya masih dalam. Meskipun di bulan kemarau dititik tersebut air tidak pernah surut.
Dia menjelaskan, Kanal CBL harus memiliki kedalaman sepanjang 55 meter dengan lebar kanal 70 meter. Sedangkan setelah melintasi Km 19 kedalaman air hanya mencapai belasan meter saja dan diperlukan pengerukan kembali. Walau demikian Elvyn memastikan biaya yang dikeluarkan pengguna jasa akan tetap murah.
"Saya kira meskipun di Km 19 dan tidak sampai ujung tapi logistic cost-nya tetap lebih murah dan kami akan berusaha sedemikian rupa supaya biaya melalui kanal lebih murah dibanding melalui darat," katanya.(*)