Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iklan

Yuk Coba Bikin Kain Tenun Sendiri di Desa Wisata Sekitar Mandalika!

Bagi Anda yang ingin melihat langsung atau mencoba membuat kain tenun sendiri, tak perlu ragu untuk berkunjung ke desa wisata di Lombok. Lokasinya tidak jauh dari sirkuit MotoGP yang akan berlangsung di Mandalika pada 18-20 Maret 2022.

10 Maret 2022 | 18.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kain tenun merupakan salah satu kerajinan khas Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kain tenun Lombok sudah ada sejak zaman dahulu kala dan masih terpelihara sampai sekarang. #Kaintenun biasanya dibuat oleh kaum perempuan karena menjadi syarat sebelum mereka menikah. Kain tersebut dibuat dari benang-benang yang kemudian ditenun dengan alat tradisional yang disebut Berire. Pembuatan satu kain tenun sendiri menghabiskan waktu hingga 1-2 minggu lamanya tergantung tingkat kerumitannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kain tenun memiliki berbagai macam motif, yang paling terkenal yaitu kain tenun songket dan kain tenun rang-rang. Motif kain tenun songket biasanya beragam sementara motif kain tenun rang-rang hanya berbentuk zig-zag. Motif kain tenun songket sendiri merupakan motif asli Pulau Lombok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mau tahu beragam kain khas Indonesia? Follow Instagram @pesona.indonesia dan Tiktok @pesonaindonesia agar lebih tahu update terbarunya ya!

Bagi Anda yang ingin melihat langsung atau mencoba membuat kain tenun sendiri, tak perlu ragu untuk berkunjung ke desa wisata di Lombok. Lokasinya tidak jauh dari sirkuit MotoGP yang akan berlangsung di Mandalika pada 18-20 Maret 2022. Mau tahu #desawisata mana saja yang harus Anda kunjungi? Yuk cari tahu di sini!

Desa Sade

Pengrajin Kain Tenun di Desa Sade (Sumber: shutterstock)

Desa Sade adalah desa tradisional yang terletak di Lombok Tengah. Desa Sade merupakan tempat tinggal Suku Sasak. Di sana hanya terdapat 150 rumah dengan jumlah penduduk sekitar 700 orang dan telah dihuni 15 generasi. Salah satu ciri khas dari Desa Sade yakni rumah penduduknya yang masih beratapkan jerami, berdinding bambu, dan berlantaikan tanah liat.

Mayoritas penduduk di sana adalah pengrajin kain tenun. Bagi perempuan Suku Sasak di Desa Sade, menenun adalah hal yang wajib. Sebab, perempuan yang belum bisa menenun, belum diperbolehkan menikah. Sebelum menikah, perempuan Suku Sasak wajib membuat tiga sarung tenun untuk dirinya sendiri, suaminya, dan ibu mertua.

Kain tenun Suku Sasak memiliki keunikannya sendiri mulai dari motif hingga tekstur kain. Motif kain tenun Sasak dipengaruhi oleh agama yang dianutnya. Misalnya motif pucuk rebung atau pegunungan dan hewan sudah ada sebelum Islam masuk. Kemudian, motif pohon hayat dan bunga bersusun delapan dipengaruhi oleh masuknya ajaran Islam. Tekstur kain dari tenun Suku Sasak sendiri lebih tebal, tidak mudah kusut, dan tidak mudah luntur. Pembuatannya sendiri memakan waktu yang cukup lama. Untuk kain berukuran 60x200cm bisa memakan waktu 2-4 minggu. Oleh karena itu, kain tenun Suku Sasak ini merupakan produk ekonomi kreatif yang bernilai tinggi.

Desa Sukarara

Pengrajin Kain Tenun di Desa Sukarara (Sumber: Shutterstock)

Selain Desa Sade, masyarakat Suku Sasak juga tinggal di Desa Sukarara yang berada di Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. Seperti perempuan Suku Sasak lainnya, perempuan di Desa Sukarara juga bekerja sebagai pengrajin kain tenun. Biasanya aktivitas menenun perempuan Desa Sukarara dilakukan di teras rumah. Jadi, bagi para wisatawan yang ingin melihat langsung atau mencoba sendiri membuat kain tenun penduduk di sana dengan senang hati akan mengajarkan bagaimana cara membuat kain tenun.

Motif kain tenun yang dihasilkan di Desa Sukarara biasanya seperti bentuk rumah adat atau lumbung dan motif tokek. Bahan-bahan yang digunakan juga beragam seperti benang katun, benang sutera, sutera perak, dan sutera emas. Untuk warna, mereka menggunakan pewarna alami yang diambil dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan seperti pohon mahoni, biji asam, batang pisang, batang jati, kulit manggis, dll. Tak heran jika kain tenun dari Desa Sukarara ini memiliki warna yang beragam. Corak dan warna yang beragam ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan sehingga cocok dijadikan sebagai oleh-oleh.

Dengan adanya gelaran MotoGP 2022 di Mandalika, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di Desa Wisata sekitar. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan ajang MotoGP dapat membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar.

“Tidak hanya pembangunan infrastruktur saja, tetapi juga dibarengi dengan pengembangan SDM, di sekitar Mandalika ada 398 hunian. Nanti kita kelola permintaan warga sementara kita tampung dulu. Nantinya, kami akan hadirkan pelatihan SDM di desa ini oleh Poltekpar Lombok,” ungkap Sandiaga.

Jangan lewatkan liburan seru ke Desa Wisata di sekitar Sirkuit Mandalika ya! Sambil belajar menenun, yuk ikutan kuis PUKIS (Pesona Punya Kuis)! Dapatkan hadiah total jutaan rupiah serta merchandise eksklusif #WonderfulIndonesia untuk 3 orang yang beruntung! Jangan sampai ketinggalan informasinya dan cek akun Instagram @pesona.indonesia untuk ikutan kuisnya!

Tempo.co - DS

Tempo.co - DS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus