Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Animasi Roundbox Asal Malang Berkibar Hingga Luar Negeri

Perkembangan animasi di Kota Malang semakin meningkat. Hal ini terlihat dari keberhasilan studio Roundbox yang berhasil memproduksi film animasi kelas internasional.

19 Juli 2021 | 17.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Perkembangan animasi di Kota Malang semakin meningkat. Hal ini terlihat dari keberhasilan studio Roundbox yang berhasil memproduksi film animasi kelas internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CEO Roundbox, Mahrus Ali menceritakan ia mendirikan usaha kreatifnya ini pada 2017.  Studio animasi miliknya yang berdomisili di Jalan Kendal Sari Barat, No 9 & 11, Kota Malang telah berhasil mengerjakan dan mengembangkan proyek besar, seperti Nussa, Riko The Series, Jojo & Friends, Pets United yang tayang di Netflix, AstroLoLogy, Ajisaka, Peter Rabbit, Oddbots serta berbagai proyek lain yang masih berjalan. Proyek yang telah mereka kerjakan pun dapat dilihat melalui website https://roundboxanimation.com/#.

“Kami fokus pada pelayanan, jadi dari klien. Kami telah ikut memproduksi beberapa intellectual property (IP), seri, dan juga film unggulan. Dua tahun ini kami mengembangkan IP sendiri, seperti Riko The Series Funding dari Garis Sepuluh,” imbuh Mahrus Ali, Senin, 19 Juli 2021.

Kemudian, lanjut dia, ada beberapa yang saat ini masih dalam proses pengerjaan. Proyek itu rencananya akan tayang di Eropa akhir tahun dan ada juga pesanan dari Korea. Umumnya, klien Roundbox berasal dari Malaysia, China, Eropa, dan Singapura. 

Ali berkata Roundbox selalu mengedepankan aspek kualitas dan menjaga integritas yang membuat studio animasinya terus berkembang. Biasanya, tutur Ali, klien menawarkan kuota lebih atau jumlah episodenya, atau by quality dan cost yang lebih besar.

“Saya membawa Roundbox untuk menjaga integritas, jadi klien pasti tahu bahwa kami mengerjakan dengan baik dan selesai. Sehingga klien memberikan penawaran lebih banyak lagi. Misalnya, pada 2018 klien memberikan kuota dalam satu tahun 12 episode, lalu dia memberikan kuota lagi, apakah bisa mengerjakan 24 episode dalam setahun dan seterusnya. Jadi kami memperluas pelan-pelan,” jelasnya.

Ali mengungkapkan di tahun pertama berdiri, terdapat enam orang karyawan di studionya. Kemudian seiring bertambahnya kuota pada proyek-proyeknya, pada 2018 totalnya menjadi sekitar 20 orang karyawan. Pada 2020, karyawannya berjumlah sekitar 40-an orang, lalu di awal 2021 hingga sekarang totalnya mencapai 70-an orang karyawan. Roundbox ini sudah memiliki omzet dalam setahun, yakni 2020-2021 sekitar Rp5 miliar.

Di awal,  studio Roundbox, hanya fokus pada animasi. Dengan kemampuan sumber daya manusianya, sejak pertengahan 2020 Roundbox sudah diperkuat dengan divisi dari praproduksi hingga pascaproduksi. Sehingga pada 2021, studio ini mulai memperluas proyeknya untuk mengerjakan modeling sampai render.

“Integritas benar-benar kami jaga, termasuk dalam aspek komunikasi. Karena rata-rata klien kami dari luar negeri yang berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Sehingga SDM kami mulai di level supervisor saya minta untuk bisa berbahasa Inggris secara fasih. Sehingga memperlancar dalam berkomunikasi serta mengurus pekerjaan,” imbuhnya.

Di masa pandemi ini, studio Roundbox membuat banyak permintaan terhadap hiburan di rumah.  Hampir semua broadcaster, seperti Netflix dan Disneyplus terus mencari dan membuat konten. 
“Tawaran pun naik sampai dua hingga tiga kali lipat dari sebelumnya. Saya berharap sektor animasi di Kota Malang ke depan semakin berkembang dengan pelaku-pelaku di dalamnya semakin kompak untuk memajukan industri ini,” sambungnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengapresiasi prestasi luar biasa yang diraih studio Roundbox. Menurutnya, pengembangan ekonomi kreatif seperti ini harus lebih digiatkan lagi di Kota Malang.  


“Sektor ekonomi kreatif menjadi penyokong pertumbuhan perekonomian Kota Malang. Di tengah terpaan pandemi Covid-19, ekonomi Kota Malang tumbuh dalam kisaran 3,83 persen hingga 4 persen,” ujar Sutiaji.

Ekonomi kreatif, kata Sutiaji, tidak pernah turun, sehingga harus terus didorong pertumbuhannya. Apalagi kekuatan ekonomi Indonesia berada di sektor mikro yang tidak terlalu banyak terpengaruh situasi ekonomi global. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus