Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bamsoet Ajak Lestarikan Burung Khas Indonesia

Banyak burung yang terancam punah. Komunitas pecinta burung harus ikut mengedukasi masarakat agar mencintai satwa tersebut.

9 September 2021 | 18.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bamsoet saat Ngobras (Ngobrol Asyik)dan foto bersama Owner Radja Company dari komunitas Kicaumania Prio Sutrisno, di Jakarta, Kamis (9/9/21).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta komunitas pecinta burung ikut mengedukasi warga untuk mencintai satwa. Pasalnya, saat ini banyak hewan yang terancam punah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bamsoet yang juga menjadi Pembina Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) mengungkapkan, dari berbagai literatur tergambarkan bahwa Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki spesies burung terbesar di dunia, mencapai sekitar 1.794 spesies. Namun akibat kerusakan hutan dan berbagai habitat asli, banyak diantara spesies burung tersebut yang terancam punah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menyebutkan burung yang nyaris punah antara lain kucica hutan (copsychumalabaricus), cucak rawa (pycnonotus zeylanicus), jalak suren (gracupica contra), hingga burung kacamata atau pleci (zosterops japonicus).

"Komunitas pecinta burung harus menjadi bagian yang terlibat dalam mengedukasi warga untuk mencintai satwa, serta terlibat aktif dalam kegiatan penangkaran demi melestarikan burung khas Indonesia agar tidak punah. Jangan justru menjadi bagian dari kelompok yang memburu burung secara besar-besaran di habitat aslinya," ujar Bamsoet saat Ngobras (Ngobrol Asyik) bersama Owner Radja Company dari komunitas Kicaumania Prio Sutrisno, di Jakarta, Kamis, 9 September 2021.

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan perputaran uang dalam bisnis burung sangat besar, bisa mencapai Rp1,8 triliun per tahun. Meliputi usaha sangkar, produsen vitamin, hingga pelatih untuk lomba burung berkicau. Selain menjadi berkah bagi perekonomian rakyat, besarnya perputaran uang tersebut juga bisa menjadi musibah karena menarik para pihak tidak bertanggungjawab melakukan perburuan liar secara besar-besaran.

"Karenanya, komunitas pecinta burung memiliki peran strategis untuk menjaga habitat burung di kawasan perhutanan, sekaligus melaporkan kepada pihak kepolisian apabila mendengar ada yang melakukan perburuan liar. Jangan biarkan karena keserakahan manusia, alam yang menjadi korban," tutur Bamsoet. 

Dalam kesempatan itu,ia mendapat laporan dari komunitas pecinta burung Kicaumania, bahwa aktivitas usaha UMKM di dunia perburungan ikut terkena dampak pandemi Covid-19. Salah satunya dengan terhentinya kompetisi burung berkicau di berbagai daerah. 

"Agar pandemi cepat berlalu, kita perlu bergotong royong membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Komunitas Kicaumania harus mengajak para anggotanya menjadi teladan di masyarakat, salah satunya dengan ikut vaksinasi. Mengingat masih banyak ditemui kelompok masyarakat yang enggan divaksinasi. Dengan vaksinasi, kita bisa segera mengadakan kontes burung berkicau lagi," katanya. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus