Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengapresiasi transformasi dan inovasi yang telah dicapai Cina dalam beberapa dekade terakhir. Dari sebuah negara miskin dan dilanda kelaparan menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi yang spektakuler.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tidak heran jika pada tahun 2021, GDP-nya tercatat mencapai US$ 17,7 triliun, GDP per kapita mencapai US$ 12.551, pertumbuhan ekonomi mencapai 8,1 persen, dengan cadangan devisa mencapai USD 3,25 triliun," ujar pria yang kerap disapa Bamsoet saat wawancara dengan Kantor Berita Xinhua di Jakarta, Selasa, 11 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bamsoet berpendapat, salah satu kunci keberhasilan Cina adalah perencanaan pembangunan jangka panjang yang terstruktur dengan baik. Cina tidak hanya merencanakan pembangunan untuk lima atau sepuluh tahun ke depan, tetapi hingga 2050, saat usia kemerdekaan mereka memasuki 100 tahun. Sistem politik dan pemerintahan yang kuat juga menjadi penopang utama dalam mencapai tujuan-tujuan besar tersebut.
"Dua hal inilah yang tidak dimiliki Indonesia saat ini. Tidak heran meskipun usia kemerdekaan Indonesia dan Cina tidak berbeda jauh, bahkan kita lebih dahulu merdeka pada tahun 1945, namun kondisi kemajuan ekonomi, sosial, dan politik Indonesia tertinggal jauh dibandingkan Cina," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu.
Indonesia, Bamsoet melanjutkan, sudah memiliki rencana pembangunan jangka panjang di era Orde Lama dan Orde Baru. Namun, sejak era Reformasi, hal tersebut justru dihapuskan.
“Cina menggunakan sistem politik dan pemerintahan yang disesuaikan dengan jati diri dan budaya mereka. Sementara Indonesia, yang dahulu memiliki demokrasi Pancasila, kini malah berubah menjadi demokrasi liberal akibat adanya politik pemilihan langsung yang diwarnai maraknya politik uang," ujar Bamsoet. (*)