Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO TEMPO - Pemerintah Indonesia melalui KKP menyampaikan apresiasi kepada mitra CTI-CFF atas dukungan mencapai RPOA 2.0 dan Target 30x30 dalam Kerangka Keanekaragaman Hayati Global 2030. Indonesia menegaskan komitmennya terhadap pelestarian ekosistem laut dan ketahanan pangan pada Pertemuan Tingkat Menteri ke-9 (MM-9) CTI-CFF yang berlangsung di Dili, Timor Leste, Jumat, 6 Desember 2024 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Delegasi Indonesia, Hendra Yusran Siry, yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, menyampaikan apresiasi kepada mitra strategis seperti Coral Triangle Center (CTC), Conservation International (CI), GIZ, IUCN, USAID, WCS, dan WWF.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Para mitra telah memberikan dukungan signifikan melalui berbagai inisiatif, termasuk pengelolaan kawasan konservasi perairan, perlindungan spesies laut yang terancam, pelatihan, serta pertukaran pengetahuan,” ujar Hendra.
Sebagai langkah awal pada pembukaan Senior Officials Meeting (SOM) ke-19, telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Sekretariat Regional CTI-CFF dengan CTC, WWF, dan Universitas Timor Leste. MoU ini menyoroti pentingnya kesetaraan gender, keterlibatan pemuda, dan pendanaan berkelanjutan sebagai prioritas dalam inisiatif konservasi kawasan.
Mitra strategis CTI-CFF mempertegas komitmen mereka terhadap pelestarian ekosistem laut, perikanan berkelanjutan, dan penguatan ketahanan pangan. CTC dan WWF memainkan peran penting dalam implementasi Peta Jalan Peningkatan Kapasitas CTI-CFF, yang dirancang untuk mempercepat pengembangan keterampilan di kawasan Segitiga Karang.
Perwakilan WWF menyatakan dukungan penuh terhadap pencapaian Target 30x30, yang meliputi pengelolaan kawasan konservasi seluas 30% dari perairan global pada 2030. Dukungan ini mencakup peningkatan koridor migrasi bagi spesies laut terancam, serta pengelolaan sampah plastik di kawasan konservasi.
Selain itu, mitra strategis sepakat untuk mengadakan pertemuan tahunan guna meningkatkan koordinasi, sinergi, dan akuntabilitas. Kebijakan Gender Equity and Social Inclusion (GESI) juga akan diterapkan dalam Rencana Aksi Nasional CT6 sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang inklusif dan berkeadilan.
Dalam dialog kebijakan global, peningkatan profil CTI-CFF menjadi salah satu prioritas utama. Para mitra berkomitmen untuk mendukung penyempurnaan CT Atlas, sebuah platform pengumpulan, analisis, dan pelaporan data yang akan memaksimalkan efektivitas program konservasi.
MM-9 CTI-CFF mempertemukan menteri dan perwakilan dari enam negara anggota, yakni Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste. Pertemuan ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kerja sama regional dalam mewujudkan tujuan konservasi laut dan ketahanan pangan.
Sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, KKP terus mendorong sinergi dengan berbagai pihak dalam pengelolaan ruang laut yang mendukung ekonomi biru. Melalui kolaborasi ini, Indonesia dan mitra strategis CTI-CFF menunjukkan komitmen bersama untuk melestarikan ekosistem laut, meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, dan memastikan keberlanjutan bagi generasi mendatang. (*)