Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak camat seluruh Indonesia berpartisipasi mengatasi penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kita semua harus hadir di tengah tantangan ini. Dalam menghadapi wabah PMK tidak bisa satu sektor atau kementerian saja yang bergerak. Kita harus bersama-sama dan terintegrasi satu dengan lainnya,” ujar Mentan saat menghadiri Sosialisasi Penanganan PMK kepada Camat Seluruh Indonesia secara virtual, Jumat, 8 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Mentan, peran camat sebagai garda terdepan sangat penting. Camat paling mengetahui wilayah, kebutuhan dan harapan rakyat di wilayahnya. Untuk itu, Mentan berharap camat dapat memahami dengan baik cara menanggulangi PMK sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
“Dalam setiap tindakan, saya terus menghadirkan camat, jika camat sudah bergerak maka akan berjalan lebih baik. Saya meminta tolong camat dapat menggerakan kepala desa dan aparat di wilayahnya masing-masing melakukan pengecekan hewan ternak,” tutur Mentan.
Mentan menambahkan, Kementerian Pertanian memastikan penanganan PMK terus dilakukan secara maksimal. "Di antaranya dengan mendistribusikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik dan penguatan imun. Di sisi lain, kita juga terus bekerja melakukan riset dan uji laboratorium untuk menemukan vaksin dalam negeri," ujarnya.
Sejauh ini, pemberian obat dan vitamin kepada hewan yang terpapar PMK menunjukkan hasil yang positif. Banyak hewan yang terpapar PMK sudah mulai membaik.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan Kementan dibawah komando Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama dengan BNPB, Kementerian Dalam Negeri dan lainya bersinergi menangani PMK, terutama di 21 Provinsi yang sudah terpapar.
Kementan bersama gugus tugas PMK baik pusat maupun daerah sudah memetakan daerah yang terpapar atau daerah merah dan dan daerah yang belum terpapar atau daerah hijau. Peta tersebut harus menjadi acuan dan referensi terutama dalam hal lalu lintas lintas ternak terutama hewan ternak berkuku belah yang sangat sensitif terhadap PMK.
“Pak camat, di mana pun bapak-bapak berada tolong perhatikan hewan ternak seperti sapi kerbau, domba, kambing, babi dan lain sebagainya yang berada di daerah merah harus stay at kandang atau tidak boleh bergerak kemana-mana. Hanya hewan ternak yang berasal dari daerah hijau saja yang boleh bergerak,” ujar Dedi.
Menurutnya, sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat juga sangat penting agar tidak panik dengan informasi yang simpang siur. Saat ini Pemerintah juga tengah giat melakukan program vaksinasi masal di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat hari Raya Iduladha semakin dekat, sehingga lalu lintas hewan ternak dipastikan relatif tinggi karena kebutuhan hewan ternak untuk kurban meningkat.
“Oleh karena itu kewaspadaan dan kedisiplin kita semua memegang peranan penting dalam pencegahan penularan PMK ke tempat yang masih sehat,” kata Dedi.
Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri, Safrizal mengatakan penanganan wabah PMK membutuhkan partisipasi semua pihak karena jika terus berlanjut dapat mengguncangkan ekonomi nasional.
“Ini menjadi concern kita semua agar wabah PMK bisa segera kita tangani secepatnya. Untuk itu dibutuhkan kerjasama antara pemerintah baik Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa bahkan sampai satuan pengelolaan peternakan,” ujar Safrizal.
Menurutnya, penanganan wabah PMK harus dilakukan seperti penanganaan Covid-19 yaitu dengan menggunakan strategi total football, kolaborasi ketat dan kerja sama yang kuat antar multi stakeholder yang ada di Indonesia.
“Hari ini dari aspek kewilayahan, kita memiliki 37 Provinsi, 416 Kabupaten, 98 Kota, 7.266 Kecamatan, 8.506 Keluarahan dan 74.961 Desa harus bergerak bersama-sama mengatasi wabah PMK melalui kerjasama yang baik, penyediaan informasi yang cukup serta instruksi yang jelas, kata Safrizal. (*)