Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Teriakan “Menyala Abangku” bergema berkali-kali saat mantan Bupati Tapanuli Utara 2014-2024, Nikson Nababan, tiba di De Abbu Cafe Art and Cultural Space, Yogyakarta, Jumat, 21 Juni 2024. Malam itu sekitar 200 mahasiswa dan pemuda asal Sumatera Utara memadati kafe di kawasan Maguwoharjo. Mereka datang dari berbagai tempat di Kota Pelajar untuk Ngopi Bareng bertajuk silaturahmi bersama Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara 2024-2029.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak hanya mahasiswa dan pemuda, beberapa perantau asal Sumutera yang berprofesi dosen, aparatur sipil negara dan pelaku usaha ikut nimbrung bertemu dengan Nikson Nababan. Tak ketinggalan sesepuh warga Yogyakarta asal Tapanuli, Hasibuan, yang sudah berpuluh-puluh tahun menepat di Kota Gudeg.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di hadapan mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta, Nikson Nababan, mengaku senang dan bahagia bisa bertemu di kota yang penuh kenangan semasa muda. Nikson pernah tinggal di Yogyakarta saat menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD) 30 tahun lalu. “Banyak kenangan saat saya masih kuliah di sini,” ujarnya.
Selama berkuliah, Nikson punya mimpi membangun daerah kelahirannya di Tapanuli Utara. “Ketika banyak teman yang kuliah setelah lulus ingin menjadi pegawai atau pengusaha, saya justru ingin kembali ke kampung membangun tanah kelahiran,” tuturnya.
Selepas kuliah, Nikson sempat menjadi wartawan di salah satu media nasional dan menjadi pengusaha. Secara ekonomi, pria asal Siborong-borong terbilang mapan saat itu. Bisnis yang dijalankannya terus tumbuh. “Tapi hati saya gelisah melihat kampung halaman yang terus ditinggalkan para pemudanya,” ucapnya.
Sebagai putra daerah, Nikson memberanikan diri mengikuti Pemilihan Bupati Tapanuli Utara 2014. Visinya saat itu membangun Tapanuli Utara yang tertinggal menjadi kabupaten paling sejahtera. Sedangkan misinya adalah menyediakan layanan kesehatan, pendidikan dan bibit pertanian secara gratis.
Selama menjadi bupati dua periode, Nikson menjalankan pemerintahan di Tapanuli Utara selalu mengedepankan kebijakan yang bersih dan tanpa 'neko-neko' atau clean government. "Tidak ada setoran uang apapun untuk menduduki jabatan, fokus menuntaskan desa yang terisolir. Baru dilanjutkan membangun kota karena potensi desa sebagai pusat sumber daya alam harus dikembangkan terlebih dahulu," ujarnya.
Visi membangun desa dan kota menjadi sejahtera ini akan dilanjutkan untuk membangun Provinsi Sumatera Utara dengan tagline “Desa Kuat, Kota Maju, Negara Berdikari.”
Nikson mengajak para mahasiswa dan pemuda punya mimpi membangun daerahnya. “Siapa lagi, kalau bukan kalian yang akan membangun daerah dan tanah kelahiran,” kata dia. “Saya mengajak kalian untuk menyatukan visi dan misi membangun Sumatera Utara”.
Nikson yang mengedepan motto, "Tiada Yang Mustahil Bagi Tuhan", menjadi andalan dan dorongan semangat setiap apapun yang dilakukannya. “Siapapun yang punya cita-cita, terus perjuangankan jangan sampai kendor,” ujarnya.
Salah seorang mahasiswa, Ivan Ginting, mengapresiasi kinerja Nikson membangun daerah. Pria asal Tanah Karo ini, menyebut mantan Bupati Tapanuli Utara ini menjadi satu contoh teladan bagi semua mahasiswa asal Sumatera Utara di seluruh Indonesia. "Menyala Abangku..., Bang Nikson Sumut 1," ucap Ivan diikuti puluhan mahasiswa yang hadir.
Ivan mengajak mahasiswa dan pemuda asal Sumatera Utara di Yogyakarta mendoakan dan memberi dukungan kepada Nikson menjadi Sumut 1. "Kehadiran Bang Nikson yang akan maju menjadi Calon Gubernur Sumatera Utara dari PDI Perjuangan dalam kontestasi Pilkada 2024, yang akan membawa perubahan pembangunan sepenuhnya harus kita dukung," ujarnya. (*)