Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Polri Ajak Santri Berani Laporkan Tindak Kekerasan Anak dan Perempuan serta Perdagangan Orang

Kepolisian Republik Indonesia melalui Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA PPO) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) menggelar acara 'Ngabuburit Bersama Santri' di Pondok Pesantren Asshidiqqiyah, Tangerang, pada Selasa, 11 Maret 2025. Dalam kegiatan itu Polri mengajak para santri untuk berani bersuara dan melawan segala bentuk kekerasan sesuai program Polri 'Rise and Speak: Berani Bicara, Selamatkan Sesama'.

12 Maret 2025 | 13.50 WIB

Brigadir Jenderal Polisi Nurul Azizah memberikan bingkisan untuk santri di Pondok Pesantren Asshidiqqiyah, Tangerang, pada Selasa, 11 Maret 2025. Dok. TEMPO
Perbesar
Brigadir Jenderal Polisi Nurul Azizah memberikan bingkisan untuk santri di Pondok Pesantren Asshidiqqiyah, Tangerang, pada Selasa, 11 Maret 2025. Dok. TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Kepolisian Republik Indonesia melalui Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA PPO) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) menggelar acara 'Ngabuburit Bersama Santri' di Pondok Pesantren Asshidiqqiyah, Tangerang, pada Selasa, 11 Maret 2025. Dalam kegiatan itu Polri mengajak para santri untuk berani bersuara dan melawan segala bentuk kekerasan sesuai program Polri 'Rise and Speak: Berani Bicara, Selamatkan Sesama'.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

                               

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

'Sebagai santri, kalian adalah generasi penerus bangsa yang harus tumbuh dalam lingkungan aman dan nyaman. Jika melihat atau mengalami perlakuan yang tidak semestinya, jangan diam. Berani bicara, selamatkan sesama," kata Direktur Tindak Pidana Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPO) Brigadir Jenderal Polisi Nurul Azizah.

                                      

Nurul menjelaskan, 'Rise and Speak: Berani Bicara, Selamatkan Sesama' adalah program Polri untuk membangkitkan semangat kepada semua masyarakat untuk tidak takut berdiri melawan kekerasan dan ketidakadilan. Karena itu, dalam upaya pencegahan kekerasan di lingkungan pesantren, Nurul mengajak para santri lebih aktif melaporkan kasus kekerasan.

 

"Rise, berani bangkit. Jangan takut melawan ketidakadilan. Islam mengajarkan kita untuk kuat dan tegas dalam membela kebenaran. Dan speak, berani bicara, selamatkan sesama. Jika ada hal yang tidak benar, laporkan. Suara kalian bisa menyelamatkan diri sendiri dan orang lain," ujar Nurul.

 

Menurut Nurul, ada beberapa cara pencegahan kekerasan di pesantren untuk menciptakan lingkungan pesantren yang lebih aman. Pertama, meningkatkan kesadaran dan edukasi.

"Santri harus memahami hak-haknya dan berani berbicara jika mengalami tindakan yang tidak benar," kata Nurul.

 

Kedua, peran pimpinan pesantren dan guru atau ustad ustadzah. Nurul menegaskan, pengasuh pesantren wajib menciptakan lingkungan yang aman dengan pendekatan berbasis kasih sayang dan tanpa kekerasan.

 

Ketiga, sistem pelaporan dan pelindungan. "Harus ada mekanisme yang jelas untuk melaporkan kekerasan dan memberikan pelindungan kepada korban," ucapnya.

 

Keempat, kolaborasi semua pihak. Menurut Nurul, pencegahan kekerasan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya kepolisian atau pesantren. Itu sebabnya dalam acara ini, Polri mengajak seluruh pemangku kepentingan dari Kementerian, DPRD, pemerintah daerah, dan tokoh agama untuk bersama mencegah tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak dan memberantas perdagangan orang.

 

“Kami dari kepolisian siap mendukung pesantren dalam menciptakan mekanisme pelindungan yang efektif. Pencegahan kekerasan adalah tugas kita bersama,” ujar Nurul.

 

Kepala Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota, Komisaris Besar Polisi Zain Dwi Nugroho mengucapkan terima kasih kepada Direktur Tindak Pidana Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPO) Brigadir Jenderal Polisi Nurul Azizah yang telah menyelenggarakan acara ini di lingkungan Kota Tangerang. Menurut Zain, kekerasan pada anak di wilayah Kota Tangerang cukup tinggi.

"Karena itu, dengan adanya kegiatan ini menjadi edukasi kepada anak-anak khususnya para santri agar lebih memahami tindak pidana PPA dan PPO. Terima kasih juga kepada Ponpes Asshidiqqiyah Tangerang 2 yang menerima kami dan memberikan tempat untuk kami mengedukasi anak-anak santri," kata Zain. (*)

Afrilia Suryanis

Afrilia Suryanis

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus